Raden Rahmat atau yang akrab disebut dengan Sunan Ampel inimemiliki banyak napak tilas di Surabaya. Sementara tidak banyak yang tahu bahwa sebelum mendirikan Masjid Ampel Surabaya ternyata sang Wali ini mendirikan sebuah Langgar kecil atau Musala di Kawasan Kembang Kuning Surabaya.Langgar tersebut saat ini berubah menjadi bangunan masjid yang dikenal dengan nama Masjid Rahmat Surabaya.
SIAPA sangka jika masjid itu sebelumnya adalah langgar kecil yang terbuat dari bambu dan beratap jerami. Langgar kecil itu dibangun oleh Raden Rahmat ketika Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Prabu Brawijaya V.
Baca Juga: Banyak Masjid di Indonesia Tak Terjaga Kesuciannya Gegara Ngepel Lantai Masjid Pakai Alat Pel WC
"Saat itu diakhir kerajaan Majapahit dan Raden Rahmat diberi tanah oleh Raja Majapahit di kawasan Ampel namun sebelum ke situ beliau singgah di kembang kuning ini, " kata Mansur, Ketua Takmir Masjid Rahmat.
Ia menceritakan, ketika Raden Rahmad datang ke Surabaya singgah di Kembang Kuning. Dalam persinggahan itu, Raden Rahmad merasa terpanggil untuk syiar Agama Islam. Saat itu, penduduk di Kembang Kuning menganut ajaran Animisme. Rupanya, kedatangan Raden Rahmad ke tempat ini mendapat sambutan baik dari masyrakat sekitar.
Bahkan, sang wali ini berkenalan dengan tokoh setempat yang bernama Ki Bang Kuning atau Ki Wiro Suryo. Dari perkenalan itu, rupanya Ki Wiro kagum dengan kepribadian dan sifat Raden Rahmad yang luhur budi pekertinya. Wal hasil, selain Ki Wiro ini memeluk agama Islam juga ingin menikahkan putri tunggalnya yang bernama Nyai Maskarimah.
Baca Juga: Ketua MUI Pusat: Masjid-Mushalla Jangan Dijadikan Tempat Kampanye Politik
"Akhirnya Raden Rahmad dan Nyai Maskarimah menikah dan tinggal di kawasan tersebut,". katanya.
Sedang dari pernikahannya itu, Raden Rahmad dikarunai dua putri yang bernama Nyimas Musthosyiah dan Musythosimah.Setelah lama singgah dikawasan tersebut, akhirnya Raden Rahmat melanjutkan syiarnya di kawasan Ampel hingga akhirnya mendirikan Masjid Ampel di kawasan yang tak jauh dari Kembang Kuning.
Langgar yang dibangunnya kala itu dijadikan sebagai pusat syiar Islam di kawasan Kembang Kuning. Bisa dikatakan, langgar Rahmad inilah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Ampel.
Baca Juga: Fokus Kesejahteraan Jemaah, Pengurus DMI Kota Malang Gelar Studi Tiru ke Gresik
Dari tahun ke tahun Langgar Rahmad yang dulu terbuat dari bilik bambu ternyata mengalami pemugaran dan dijadikan masjid. Masjid kecil berdiri sekitar tahun 1950 an sedangkan bangunan yang ada saat ini dibangun di tahun 1963 dan berdiri hingga sekarang.
Masjid Rahmat Kembang Kuning yang merupakan masjid tertua memiliki keunikan atau ciri khas yang tidak dimiliki oleh masjid lain.
Masjid Rahmat memiliki kiblat atau arah salat yang langsung tepat dengan Masjidil Haram atau tepat menuju Ka’bah Mekkah di Arab Saudi.
Baca Juga: Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, NU Jatim Instruksikan Nahdliyin Baca Qunut Nazilah
Dulu waktu ada polemik penentuan arah kiblat di Masjid Rahmat Kembang Kuning. Tapi tiba-tiba terjadi pergeseran di tempat pengimaman dan kemudian sempat dilakukan pengukuran.
Dari pengukuran yang dilakukan, tim dari pemerintah sempat heran, karena mihrab masjid pas dengan Mekkah. Tidak ada pergeseran sama sekali.
Tidak hanya pengukuran yang dilakukan pemerintah yang mengherankan itu. Ketika mihrab masjid dilakukan pengukuran dengan teknologi yang lebih canggih sekalipun, pergeseran juga tidak terlihat pada masjid peninggalan salah satu anggota Wali Songo ini.
Baca Juga: Diharap Jadi Ikon Kediri, Masjid An-Nur Bakal Telan Biaya Rp 10 M dan Rest Area Rp 5 M
Selain arah kiblat yang lurus sejajar dengan Ka’bah, Masjid Rahmat juga menjadi patokan waktu salat bagi masjid-masjid lain di Surabaya dan sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News