Dampak Mogok Massal Sopir Mikrolet di Malang, Jantung Kota Macet Parah

Dampak Mogok Massal Sopir Mikrolet di Malang, Jantung Kota Macet Parah

KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Akibat mogok massal yang digelar sopir angkutan kota di Malang, Senin (06/03), beberapa ruas jalan seperti di Jl. Merdeka Utara dan Jl. Arif Rahman Hakim, terjadi kemacetan panjang hingga beberapa kilometer. Kemacetan ini terjadi sejak pagi pukul 08.00 WIB. Berdasarkan pantauan di lapangan, hingga pukul 16.30 WIB tadi kemacetan belum tampak berkurang.

Mogok massal dilakukan para sopir untuk memprotes keberadaan transportasi online yang dinilai menurunkan pemasukan mereka.

Baca Juga: RS Hermina Beri Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan pada Driver Grab

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kanit Laka Lantas Polres Malang Kota, Iptu Budi Junaidi mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kemacetan ini. Saat ini, kata Budi, pihaknya kami bersama jajaran Satlantas terus berupaya mengurai kemacetan dengan merekayasa lalu lintas.

"Seperti halnya mikrolet yang menumpuk di di Jl. Merdeka Utara, maka jalur kami alihkan lurus lewat depan masjid jami'. Kemudian mikrolet yang menumpuk di Jl. Arif Rahman Hakim, kita pecah menjadi dua, yakni menuju masjid jami' dan menuju arah utara," terangnya.

Baca Juga: Wujudkan Ekosistem Trasportasi Digital Sehat dan Dinamis, Gubernur Khofifah Terbitkan 2 Kepgub

Ia berharap penumpukan mikrolet di beberapa titik tidak sampai malam hari. "Jika tidak, maka kami akan menghalau semaksimal mungkin untuk mengurai kemacetan. Melihat kondisi seperti sekarang ini, kami pun tidak bisa mengambil tindakan penilangan, mengingat jumlahnya begitu banyak sehingga sulit menerapkan ketegasan tindakan penilangan kepada mereka para sopir mikrolet," ujar Iptu Junaidi.

Sementara salah satu pengguna jalan, yakni Slamet, warga Kecamatan Klojen, menyayangkan aksi mogok massal yang kembali digelar para sopir mikrolet. Menurutnya, hal tersebut akan membuat simpati masyarakat terhadap mikrolet semakin hilang.

"Kendati itu untuk kepentingan keluarganya demi sesuap nasi, akan tetapi cara dan upaya yang dilakukan kurang begitu elegan dan santun. Sehingga, bentuk simpatik masyarakat justru semakin hilang. Yang ada malah kekecewaan. Hal ini, jika terus dipaksakan, lambat laun masyarakat lainnya yang terusik kenyamanannya juga memberontak," tukas Slamet. (iwa/thu/rev)

Baca Juga: Blue Bird akan Tambah 200-500 Unit Kendaraan Listrik Tahun 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Pencurian Sepeda Motor di Krian Sidoarjo Terekam CCTV, Pelaku Mengenakan Seragam Ojol':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO