BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sekitar tujuh ribu peternak kabupaten Blitar membagi-bagikan telur gratis kepada pengguna jalan didepan kantor sekretariat Pemkab Blitar di jalan raya Kanigoro, Selasa (07/03). Tak hanya itu mereka juga membawa sekitar 2.500 ingkung ayam untuk dimakan bersama.
Aksi bagi-bagi telor dan ingkung ayam tersebut dilakukan para peternak yang tergabung dalam PPRN (Paguyuban Peternak Rakyat Nasional) kabupaten Blitar sebagai keprihatinan atas anjloknya harga telur selama empat bulan terakhir.
Baca Juga: Tak Kunjung Tuntas, FMPN Blitar Unjuk Rasa Desak APH Usut Surat Palsu KPK
Rofi Asifun, ketua PPRN kabupaten Blitar mengatakan acara tersebut digelar sebagai bentuk kesedihan dan keprihatinan peternak atas anjloknya harga telur. Sehingga dengan sedekah dan doa bersama, diharapkan ke depan harga telur akan kembali normal. "Dengan sedekah dan doa bersama kita berharap ke depan harga telur bakal segera kembali normal," papar Rofi Yasifun.
Menurutnya harga telur saat ini anjlok jauh di bawah harga standar yakni Rp 16.000 per kilogramnya, menjadi Rp 13.000 per kilogramnya. Padahal harga di pasaran saat ini masih dijual dengan harga Rp 18.000 per kilogram. Dengan anjloknya harga tersebut, peternak kebingungan karena harga jual telur tidak bisa menutup biaya pakan.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Bahkan keadaan seperti ini sudah berjalan sejak Desember 2016 lalu, dan jika ini terus berlanjut kita bisa terancam gulung tikar (bangkrut)," imbuhnya.
(BACA JUGA: Resah, Peternak Blitar Boikot Produk Pakan Pabrikan)
Rofi mengaku, ia mewakili seluruh peternak Indonesia sudah mengadukan masalah ini sampai ke Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dan Industri. Namun beberapa kebijakan pemerintah hingga saat ini dinilai belum berpihak pada kepentingan rakyat. Karena saat ini regulasi kebijakan pemerintah masih berpihak pada pemodal besar. Otomatis peternak rakyat kalah modal.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
"Kalau pengusaha modal besar yang menguasai suplai pakan dan telur untuk ternak masuk ke pasar tradisional, maka kita sudah jelas kalah," keluhnya.
Sementara Bupati Blitar, Rijanto yang bergabung dengan peternak mengatakan jika pihaknya menjanjikan akan segera menfasilitasi kepentingan peternak ini ke pemerintah pusat. Hal ini agar harga telur di kabupaten Blitar yang menjadi penyuplai 30 persen telur nasional bisa kembali normal.
"Kesulitan dan masalah yang dialami para peternak ini juga merupakan kesulitan dan masalah yang dirasakan pemerintah kabupaten. Untuk itu minggu depan kita akan bersama-sama meminta pemerintah pusat untuk membangu mencari jalan keluar," jelasnya.
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
Dalam acara tersebut, selain doa bersama, bagi-bagi telur, dan makan ingkung bersama, juga dilakukan aksi teatrikal oleh para peternak yang menggambarkan keadaan dan kesulitan yang dihadapi para peternak di kabupaten Blitar. (blt1/tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News