MALANG, BANGSAONLINE.com - Jelang perayaan Hari Raya Nyepi 1939, pada Selasa besok (28/3) ribuan umat Hindu melakukan ritual keagamaan, yakni prosesi sakral Jalanidhi Puja atau Melasti. Prosesi ini diikuti ribuan umat hindu Malang Raya, Sabtu (25/3) kemarin di pantai Balaikambang. Upacara itu bertujuan membersihkan alam semesta (buana agung) dan diri pribadi (buana alit).
Menurut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Malang, Sutomo Hadi Wijoyo, pengertian jala adalah laut dan dhipuja adalah pemujaan/persembahyangan. Kegiatan ini, kata dia, merupakan persembahyangan di laut secara bersama-sama.
Baca Juga: Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Bupati Kediri Fasilitasi Kebutuhan Umat Hindu
Sebelumnya, acara Jalanidhi Puja dibuka dengan pengambilan air di Sumur Pitu Balekambang yang kemudian disucikan dan dilanjutkan dengan tarian Nata Mudra Karana yang dibawakan sembilan penari sebagi simbol dewa di segala penjuru, serta dilanjutkan dengan ritual Mendak Toya Anyar Ngiring Ida Batara Pura Luhur Amerta Jati. Sebanyak 43 persembahan yang berasal dari 43 pura yang ada di Malang Raya dilarung sebagai persembahan kepada Sang Hyang Baruna.
Sutomo menambahkan, makna menyucikan diri bagi seluruh umat Hindu yang menjalani ritual dan upacara ini sekaligus untuk meminta restu kepada Sang Hyang Baruna penguasa lautan, dan Sang Hyang Widi penguasa alam semesta.
Terlihat dalam kegiatan kali ini dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Bupati Malang Dr.H Rendra Kresna, anggota DPR RI Komisi XI Ir Andreas, dan para muspika Kec Bantur. (mlg1/thu/rev)
Baca Juga: Toleransi Hari Raya Nyepi, Warga Blitar Tak Gunakan Pengeras Suara saat Salat Tarawih
(Bupati Malang Rendra Kresna saat memberikan sambutan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News