GRESIK, BANGSAONLINE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menyebutkan, total ada 50 kecamatan di seluruh Jawa Timur yang masuk daerah risiko tinggi terhadap bencana longsor. Dari 50 kecamatan itu, 3 di antaranya berada di Gresik.
Kondisi ini pun disikapi serius oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto. Ia menyatakan bahwa saat ini Gresik waspada bencana longsor. Kewaspadaan Bupati ini sudah disampaikan kepada seluruh pejabat Pemkab Gresik.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Orang nomor satu di Pemkab Gresik ini memerintahkan agar semua pihak mulai dari Camat serta Lurah dan Kepala Desa selalu menginventarisir serta mengantisipasi bencana yang ada di wilayahnya. Antisipasi bencana juga ditekankan kepada Pihak BPBD Gresik serta beberapa Instansi terkait agar selalu memantau beberapa wilayah yang rawan longsor.
"Sebagai pemerintah, kami harus selalu waspada terhadap bencana apapun. Kita harus tetap berkoordinasi antar instansi terkait apabila terjadi bencana," kata Bupati didampingi Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Suyono, Rabu (12/4/2017).
Adapun tiga kecamatan yang ditandai warna merah oleh BPBD Jawa Timur sebagai bagian wilayah yang punya resiko tinggi terhadap ancaman longsor, yaitu Kecamatan Ujungpangkah, dan dua Kecamatan lain di wilayah Kepulauan Bawean, yakni kecamatan Sangkapura dan Tambak.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
BPBD Jatim juga menandai wilayah lain, yaitu Kecamatan Gresik, Kebomas dan Panceng dengan tingkat risiko sedang.
“Sampai saat ini, di Bawean belum pernah terjadi longsor yang sampai parah. Kalau pun ada hanya longsor kecil-kecil sebatas menutup jalan. Hal itu sudah kami antisipasi dengan membangun plengsengan. Untuk wilayah lain yang ditandai warna merah, yaitu Kecamatan Ujungpangkah, bahwa wilayah tersebut terus kami pantau,” jelasnya.
Untuk kategori ancaman longsor di wilayah Panceng, Kebomas dan Gresik, Bupati mengatakan hal itu disebabkan karena wilayah tersebut terdapat lereng-lereng yang di bawahnya banyak permukiman.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
"Justru yang paling dikhawatirkan adalah longsornya bantaran sungai Bengawan Solo, terutama yang ada di wilayah Dukun dan Bungah. Di dua Kecamatan tersebut ada 17 Desa yang rawan banjir. Hal ini apabila air sungai meningkat, bantaran sungai longsor, maka ada 17 desa terendam banjir di wilayah dua kecamatan tersebut. Bencana banjir juga masih mengancam desa-desa di wilayah Kali Lamong di Gresik Selatan," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News