Harga Garam Meroket di Saat Petani Gagal Panen

Harga Garam Meroket di Saat Petani Gagal Panen Ali Mahdi, Direktur Pemasaran PT Garam.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Akibat cuaca ekstrem belakangan ini, produksi garam di Kabupaten mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan kondisi tahun kemarin di mana para petani garam gagal panen sehingga pada musim produksi tahun ini pemerintah mengimpor garam guna memenuhi kebutuhan.

Akibatnya, stok garam rakyat dalam beberapa bulan ini mengalami kelangkaan sehingga harga garam mencapai Rp 2,3 juta per ton.

Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport

Menurut Hasan (50) salah satu petani garam di Pamekasan, harga garam saat ini naik hampir empat kali lipat dari harga normalnya. "Hal ini akibat stok produksi pada musim kemarin sangat sedikit," jelasnya, Jum'at (28/04)

"Produksi garam di petani sangat minim akibat cuaca yang tidak menentu," ungkap Hasan.

Ali Mahdi, Direktur Pemasaran membenarkan minimnya stok garam yang disebabkan cuaca ekstrem. Menurutnya, hal ini membuat pemerintah menugaskan Persero melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri.

Baca Juga: Fungsi Kalkulator Forex Lanjutan: Melampaui Perhitungan Dasar

"Sampai dengan saat ini, sesuai kuota 226 ribu ton yang diberikan pemerintah baru terealisasi 75 ribu ton yang didatangkan dari negara Australia sebanyak 55 ribu ton, sedang sisanya dari India," ungkap Ali Mahdi saat dihubungi melalui telepon seluler

Meskipun demikian, kondisi ini masih belum bisa mengatasi kebutuhan garam secara nasional secara keseluruhan.

"75 ribu ton itu masih jauh dari harapan, karena baru 35 persen yang terealisir, sedangkan sisa dua per tiganya akan minta izin pemerintah untuk tahapan berikutnya," jelasnya.

Baca Juga: Freeport Dukung Transformasi Era Society 5.0 di 36 Sekolah

Ali Mahdi menegaskan bahwa impor garam oleh pemerintah dikhususkan untuk garam konsumsi. Sementara untuk industri dilakukan oleh pabrik yang memang membutuhkan.

Sedangkan untuk produksi tahun 2017, lahan sudah melakukan beberapa persiapan, mulai dari penataan saluran air produksi dan lainnya. "Dari segi persiapan, tinggal menunggu datangnya kemarau saja, sesuai prakiraan BMKG," ujar Ali Mahdi.

Untuk tahun 2017, Ali Mahdi memperkirakan kebutuhan garam akan lebih meningkat dengan pasokan yang berkurang, sehingga terjadi akumulasi kebutuhan.

Baca Juga: Sukses PT. Nathin dan PT. Khinco Gelar Tour Eskludif Manufaktur Maklon Herbal dan Kosmetik

"Dengan estimasi normal kebutuhan garam nasional berkisar 3 juta ton, namun jika mundur satu bulan saja dampaknya akan sangat signifikan pengaruhnya pada hasil produksi, mudah-mudahan sesuai dengan harapan dan defisit tidak terlalu jauh," pungkasnya. (err/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO