Terinspirasi Tita, Wali Kota Mojokerto Kepincut Rekrut Difabel

Terinspirasi Tita, Wali Kota Mojokerto Kepincut Rekrut Difabel Wali Kota Masud Yunus dan Nyonya ketika menyerahkan penghargaan dan bantuan kepada Tita Rahayu. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Sosok Tita Rahayu, seorang penyandang difabel yang bekerja sebagai pegawai honorer di Dinas Tenaga Kerja dan Usaha Mikro (DTKUM) Kota Mojokerto tampaknya benar-benar menginspirasi Wali Kota Masud Yunus. Kuatnya semangat juang wanita tuna daksa ini telah "meracuni" pikiran orang nomor satu di Pemkot setempat untuk menelurkan surat edaran (SE) rekrutmen tenaga honor berkebutuhan khusus bagi setiap instansi pemda.

Kebijakan ini telah mendapat apresiasi dari masyarakat luas lantaran nilai human interestnya yang tinggi. "Saya telah mengeluarkan surat edaran bagi semua satker pemda; jika ada rekrutmen PNS atau tenaga honorer wajib mengangkat minimal satu persen tenaga berkebutuhan khusus," tegas Wali Kota Masud Yunus, Senin (1/5).

Masud Yunus mengatakan, kebijakannya ini jauh lebih ringan dibanding aturan yang sama bagi perusahaan swasta. "Perusahaan swasta saja dua persen. Masak kita satu persen, atau satu orang per 100 karyawan tidak bisa," cetusnya.

Ia mengatakan, program penerimaan difabel dalam instansi pemerintahan ini tak akan memberatkan. "Selama kita punya kemampuan dan bisa melaksanakan aktivitas bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, tak ada istilah sulit," tambahnya.

Sebelumnya, Wali Kota Masud memberikan sejumlah penghargaan kepada Tita Rahayu, tenaga honorer di lingkup DTKUM setempat. Semangat kerja wanita ini muda ini mengubah pola pikir sang kepala daerah ini.

Betapa tidak, di tengah keterbatasan aktivitasnya akibat kondisi pada kakinya, Tita tak menyerah pada takdirnya. Tak hanya bekerja sebagai tenaga ITE di dinas itu, setiap sore selepas pulang kerja ia menjadi guru les privat bagi siswa SD-SMA.

"Saya menjadi pembimbing pelajaran privat bagi anak-anak, disamping sebagai guru TPQ," akunya.

Meski sempat kerepotan dengan kondisinya, ia mengaku punya ambisi belajar yang tinggi. "Saya kepingin kuliah di luar negeri," tambahnya.

Saat ini, Tita masih menggantungkan harapnya pada sang ayah yang setiap hari mengantarkannya bekerja di kantornya jalan Bhayangkara kota setempat. Wanita lajang ini masih belum bisa mengendarai kendaraan roda dua.

Secara terpisah, Plt. Kepala Dinas Pol PP Kota Mojokerto Mashudi mengaku tidak keberatan dengan SE wali kota soal rekrutmen difabel. "Itu adalah kebijakan yang mulia. Kami tidak keberatan, kalau ada rekrutmen kami akan melakukannya," pungkasnya. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO