SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dinamika politik di internal Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur kembali bergejolak. PAN Jatim pun terancam terbelah dua kubu. Hal itu dipicu dari keputusan DPW PAN Jatim di bawah kepemimpinan Masfuk yamg mencopot Kuswiyanto dari jabatan Sekretaris DPW PAN Jatim dan menggantinya dengan Basuki Babussalam.
Tak hanya Kuswiyanto, orang-orang yang dianggap dekat dengan Kuswiyanto juga dicopot dari posisi strategis. Di antaranya, Malik Effendy. Posisi Malik sebagai Ketua Fraksi PAN DPRD Jatim digantikam Agus Maimun yang dikenal orang dekat Masfuk.
Baca Juga: PAN Beberkan Alasan Langsung Beri Rekom Gus Barra, tanpa Buka Penjaringan
Nasib yang sama juga dialami Suli Da’im. Posisinya sebagai pimpinan Komisi E DPRD Jatim juga dicopot, digantikan Basuki Babussalam yang juga orang dekat Masfuk. Bahkan posisi Suli Da’im sebagai Wakil Ketua Fraksi juga ikut dilengserkan, kemudian posisi Wakil Ketua Fraksi ditiadakan.
Aksi bersih-bersih orang Kuswiyanto itu mendapat reaksi keras dari kader PAN di Jawa Timur. Mereka mengatasnamakan Gerbong Penyelamat Partai (GPP) mengancam pelengseran Masfuk dan gerbongnya dari posisi struktur DPW PAN Jatim. Mereka juga bertekad menetapkan struktur partai sesuai hasil Musyawarah Wilayah ke- 4 PAN Jatim di Kediri yang dimenangkan Kuswiyanto. Dalam Muswil itu Kuswiyanto unggul dengan perolehan suara 336 suara, sedangkan Masfuk 24 suara. Tapi, dengan alasan deadlock, DPP mengambil alih dan menetapkan Masfuk sebagai Ketua DPW PAN Jatim.
“Kami prihatin melihat perkembangan partai belakangan ini. Kami melihat ada aksi bersih-bersih terhadap orang-orang yang dianggap bukan orang Ketua DPW saat ini. Padahal, mereka yang dilengserkan itu kader loyal dan berkompeten. Kami berharap situasi ini diakhiri atau kami lengserkan Masfuk dari kursi Ketua DPW PAN Jatim,” tegas anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW PAN Jatim, Didik Setyobudi, Senin (1/5).
Baca Juga: Sudah Rekom Gus Barra, PAN Jatim Minta PAN Mojokerto Tak Buka Pendaftaran Cabup
Didik mengungkapkan, pasca pelaksanaan muswil, ketum Zulkifli Hasan bersama Masfuk yang oleh DPP ditetapkan sebagai ketua sudah berjanji kepada seluruh kader akan mengakomodir seluruh keinginan kader, bahkan akan menyatukan seluruh kader untuk satu visi membesarkan PAN. Tapi faktanya janji tersebut tidak direalisasikan, malah yang terjadi Masfuk telah mendzolimi kalangan yang harusnya menang tapi dikalahkan dengan cara yang tidak benar.
"Tidak cuma janjinya yang tidak direalisasikan, bahkan Masfuk menyapu bersih orang yang dinggap dekat Suyoto dan Kuswiyanto hingga tingkat daerah. Cara kepemimpinan seperti itu keliru, karena tidak menggandeng seluruh kader. Langkah itu bukan malah membesarkan partai, tapi sebaliknya, merusak PAN," kritik Wakil Ketua DPW PAN Jatim era Kang Yoto.
Sementara itu Djauzi Turseo, mantan Ketua DPD PAN Kabupaten Trenggalek, menuturkan, struktur baru harusnya berjuang untuk kepentingan rakyat, bukan berjuang untuk kepentingan sendiri atau kelompok. Apalagi dengan cara-cara yang tidak konstitusional, itu menunjukkan sistem politik yang kotor dan jahat.
Baca Juga: Jelang Rakerwil II PAN Jatim, Gubernur Khofifah Diusulkan Capres 2024
"Lihat saja posisi Fraksi PAN di DPRD Jatim, pasca reposisi kemarin, struktur fraksi hanya ada dua yakni ketua dan Sekertaris. Sedangkan Wakil Ketua dan Bendahara ditiadakan, dan itu baru kali ini terjadi. Apakah itu bukan cara politik yang kotor dan menunjukkan fraksi dikuasai orang-orang tertentu saja," imbuh Djauzi.
Djauzi mengingatkan, Gerbong Penyelamat Partai yang di dalamnya terdiri dari mantan struktur PAN, anggota MPP (Majelis Pertimbangan Partai), deklator PAN dan kader itu bertekad akan melawan kepemimpinan Masfuk dan gerbongnya dengan meminta struktur DPW PAN Jatim ditetapkan sesuai hasil muswil yang dimenangkan Kuswiyanto. Tahapan pertama, tuntutan akan disampaikan ke Mahkamah Partai. Jika hasilnya tidak sesuai, maka akan dilanjutkan ke PTUN.
"Kita memiliki saksi dan bukti lengkap pelaksanaan Muswil ke-4 di Kediri berjalan sesuai aturan, tapi terdapat oknum dari kubu Masfuk yang membuat kisruh pelaksanaan Muswil agar terjadi deadlock. Dengan begitu, hasil pemilihan yang memenangkan Kuswiyanto dibatalkan. Skenario itu akhirnya mengantarkan Masfuk menjadi Ketua DPW lewat penunjukkan DPP,” pungkasnya. (mdr/rev)
Baca Juga: Emil Dardak Sebut Luar Biasa, Dua Parpol Bukber dengan Kiai Asep dalam Waktu Bersamaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News