>>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<
Pertanyaan:
Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?
Assalamualaikum wr wb, Pak yai saya mau tanya sebab saya bingung, kenapa salat witir bisa bermacam-macam rakaatnya padahal tidak diqosor. Di tempat saya, imam kadang salat witirnya dua rakaat terus ditambah satu rakaat. Dan terkadang imam yang lain itu langsung tiga rakaat, mana yang benar menurut rasul? Mohon pencerahannya. Terima kasih. (Abdullah, Papua)
Jawaban:
Salat witir adalah salat yang dikerjakan pada waktu setelah salat isya’ hingga waktu fajar terbit sebagai penutup salat malam. Salat witir ini tidak hanya dilakukan pada waktu bulan Ramadhan saja setelah salat tarawih, tapi juga diperintahkan setiap malam sepanjang tahun.
Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?
Perintah salat witir ini bersumber langsung dari Sabda Rasul. Abdullah bin Umar melaporkan bahwa rasul bersabda:
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ قَالَ اجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْراً. متفق عليه
“Jadikanlah akhir salat kalian di malam hari dengan salat witir”. (Hr. Bukhari)
Baca Juga: Rencana Nikah Tak Direstui karena Weton Wanita Lebih Besar dan Masih Satu Buyut
Dan jumlah rakaat dalam salat witir itu boleh satu rakaat, tiga rakaat atau lima rakaat, yang penting dengan hitungan ganjil. Abu Ayyub al-Ansari melaporkan bahwa Rasul bersabda:
قَالَ رَسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ
“Shalat Witir itu sebuah keniscayaan bagi setiap muslim. Barang siapa yang ingin berwitir dengan lima rakaat, maka kerjakanlah; dan yang ingin berwitir tiga rakaat, maka kerjkanlah; dan yang ingin berwitir satu rakaat, maka kerjakanlah!”. (Hr. Abu Dawud: 1421)
Baca Juga: Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah
Abu Busroh juga melaporkan bahwa Rasul bersabda:
قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :” إِنَّ اللَّهَ زَادَكُمْ صَلَاةً فَحَافِظُوا عَلَيْهَا ، وَهِيَ الْوَتْرُ ؛ فَصَلُّوْهَا فِيْمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلىَ صَلاَةِ الْفَجْرِ”. أخرجه أحمد.
“Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, maka jagalah shalat tersebut. Shalat itu adalah Shalat Witir. Maka shalatlah di antara shalat Isya’ sampai shalat fajar”. (Hr. Akhmad)
Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?
Dan waktu salat Isya’ itu dikerjakan antara waktu salat isya’ sampai terbitnya fajar. Aisyah ra melaporkan sebuah hadis bahwa:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ أخرجه مسلم.
“Dahulu, Rasul shalat antara setelah selesai shalat Isya, yaitu yang disebut oleh orang-orang dengan al-‘atamah sampai fajar sebelas rakaat dengan salam setiap dua raka’at dan berwitir satu raka’at”. (Hr. Muslim).
Baca Juga: Menghafal Alquran, Hafal Bacaannya, Lupa Panjang Pendeknya, Bagaimana Kiai?
Adapun cara melakukan salat witir yang tiga rakaat itu harus berbeda dengan bentuk salat maghrib. Ada dua bentuk salat witir yang tiga rakaat. Pertama, salat witir terlebih dahulu dua rakaat kemudian satu rakaat. Tentu ini berbeda dengan salat maghrib. Kedua, salat witir langsung tiga rakaat sekaligus, maka harus dilakukan tanpa adanya tahiyat awal agar berbeda dengan salat maghrib.
Abu Hurairah melaporkan sebuah hadis bahwa Rasul bersabda:
لا توتروا بثلاث أوتروا بخمس أو بسبع ولا تشبهوا بصلاة المغرب
Baca Juga: Istri Enggan Layani Hubungan Intim, Suami Sering Onani, Berdosakah?
“Janganlah lakukan shalat witir yang tiga rakaat seperti shalat Maghrib. Namun berwitirlah dengan lima atau tujuh rakaat”. (Hr. Ibnu Hibban:2429).
Maka, dua bentuk salat witir sebagaimana yang Bapak maksud itu boleh dilakukan, dan memang seperti itulah yang diajarkan rasul kepada kita semua umatnya, agar kita ringan dalam menjalankan ibadah. Bisa dengan bentuk yang pertama, bisa juga dengan bentuk salat yang kedua. Ini adalah sebuah hikmah Allah kepada hambanya. Wallahu A’lam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News