SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – Statistik menunjukkan, jumlah pengusaha di Indonesia sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Meskipun jumlah absolutnya relatif besar, akan tetapi persentase pengusaha dibandingkan jumlah penduduk Indonesia baru mencapai 1,65 persen. Sementara Negara seperti Singapura sudah berada pada kisaran 7 persen, Malaysia sudah mencapai 5 persen, dan Thailand sekitar 3 persen.
Untuk itu, perlu upaya serius dan terencana untuk mendorong tumbuhnya minat kewirausahaan, terutama di kalangan anak-anak muda. Hadirnya pengusaha-pengusaha baru secara langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yang diiringi dengan penciptaan lapangan pekerjaan baru.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
Kantor Staf Presiden bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Telkom Indonesia, menyelenggarakan kegiatan yang disebut Kelas Inspirasi, dengan menghadirkan pengusaha yang telah berhasil membangun bisnisnya di Indonesia.
Sabtu, 29 Juli 2017 #KSPGoestoSchool Entrepreneurs Wanted! berlangsung di Sekolah Progresif Bumi Shalawat dengan menghadirkan narasumber Yasa Singgih, CEO Men’s Republic dan Nanik Soelistiowati, pemilik Pisang Goreng Madu “Bu Nanik”.
Acara ini merupakan yang kelima pada tahun 2017. Sebelumnya, pada Februari lalu, Kantor Staf Presiden menghadirkan Arif Rachmat, pengusaha agribisnis yang disambut antusias sekitar 300 siswa SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Pada bulan Maret, William Tanuwijaya yang merupakan CEO Tokopedia berbagi pengalaman berbisnis kepada 600 mahasiswa Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM
Berlanjut pada April, dua tokoh sukses bidang fashion, Toton Januar dan Catherine Sutjahyo berbagi inspirasi dengan 400 pelajar SMKN Sanur, Denpasar Bali. Pada Juni lalu, Ahmad Zaky selaku CEO Bukalapak menginspirasi 500 mahasiswa Universitas Andalas dengan dimoderatori oleh Ahmad Fuady, Penulis Trilogi Negeri 5 Menara.
“Kami datang ke Pesantren Bumi Shalawat untuk memenuhi amanat Presiden Jokowi, yang sangat concern pada pengembangan dunia wirausaha di antara generasi muda kita,” Kata Deputi III Kepala Staf Kepresidanan Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis, Denni Puspa Purbasari.
“The Power of Kepepet”
Baca Juga: Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
Yasa Singgih, pria yang masih berusia 22 tahun sekaligus founder dari Men’s Republic berbagi kisah dan membukakan wawasan para santri di Sekolah Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo. Pesantren Bumi Shalawat merupakan persantren modern yang berstandar internasional, di mana para santri diwajibkan untuk lancar berbahasa Inggris dan Arab.
Yasa lahir di keluarga sederhana yang membuatnya selalu menghargai kerja keras. Usahanya sendiri untuk mencari uang, dimulai selepas masuk SMA Regina Pacis, Jakarta. Ia memulai dengan bisnis lampu hias warna-warni.
Sebuah buku berjudul "the Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi, membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung menghubungi temannya yang memiliki usaha konveksi (milik ayahnya).
Baca Juga: Stikosa – AWS Siap jadi Konten Kreator bagi Pelaku Bisnis UMKM
Kini produk Men's Republic mampu menjual
500 buah pasang sepatu per- bulan. Tanpa ada pabrik, Yasa mampu menghasilkan omzet
ratusan juta rupiah. Yang pasti adalah ia akan terus mematangkan konsep
bisnisnya.
Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau
memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda
agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become Billionaire" atau tidak ada kata
terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder.
Berbekal Tekad dan Kemauan Yang Kuat
Nanik Soelistiowati, yang saat ini merupakan pemilik Pisang Goreng Madu “Bu Nanik”, memulai perjalanan bisnisnya dengan menjadi marketing lepas setelah memiliki anak pertama. Bu Nanik tidak membatasi peluang bisnis yang ada di depan matanya. Mulai dari Sepatu, Baju, Tas, dan Wajan merupakan beberapa jenis barang yang pernah dijualnya.
Baca Juga: Seminar GPMN: Gus Heri Ajak Pemuda Berwirausaha, Gus Fawait Dorong Pemuda Berpolitik
Dengan berbekal kemauan dan tekad yang kuat, Bu Nanik berhasil menjual barang dalam jumlah yang besar dan merangkul pelanggan dari dalam maupun luar kota. Dari usaha berjualan barang-barang lepas ini, Bu Nanik dapat membantu menopang keuangan keluarganya yang pindah ke Jakarta dari Madiun
Bu Nanik yang jeli melihat peluang bisnis, melebarkan sayap usahanya ke dunia kuliner. Nanik Catering ialah sebuah usaha yang bergerak di bidang penyediaan jasa catering kepada perusahaan maupun perseorangan di DKI-Jakarta. Dengan kualitas serta rasa yang selalu dijaga dengan konsisten selama bertahun-tahun, Nanik Catering akhirnya menjadi salah satu perusahaan catering hotel terbesar di Jakarta, dengan klien antara lain: Ritz Carlton Pacific Place, Dharmawangsa Hotel, Ibis Hotel, Park Lane Hotel, Hotel Ciputra, Harris Hotel, Alila Hotel, Apartemen Grand Tropic, dan lainnya.
Pisang Goreng Madu “Bu Nanik” adalah sebuah kedai jajanan tradisional yang terletak di Jakarta Barat, DKI-Jakarta. Dengan pilihan jajanan yang unik dan menarik, Pisang Goreng Madu “Bu Nanik” telah berkembang pesat. Selain itu, pembinaan yang dilakukan oleh UKM DKI Jakarta Barat membuat Pisang Goreng Madu “Bu Nanik” berkembang lebih maju sehingga akhirnya dinobatkan sebagai Produk Unggulan Jakarta Barat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga: Riski Mubarok, Pemuda Asal Pamekasan ini Raup Jutaan Rupiah Lewat Bisnis Ikan Koi
Ide marketing dan branding terbaru yang mengintegrasikan online marketing juga sangat membantu Pisang Goreng Madu “Bu Nanik” dalam mencapai rekor penjualan yang sangat baik dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News