>>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<
Pertanyaan:
Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?
Assalamualaikum wr wb, Pak Kyai, saya mau tanya bahwa suami saya tidak pernah melaksanakan shalat lima waktu dan saya sudah mengingatkannya tapi tidak pernah dihiraukan sama suami saya, apa yang harus saya perbuat Pak Yai? (Hamba Allah, Indonesia)
Jawaban:
Bagi seorang muslim yang baik, memang tidak ada yang dapat dibanggakan dalam kehidupan beragama ini kecuali sudah dapat melaksanakan segala perintah Allah, di antaranya yang terpenting adalah mendirikan salat. Abu Hurairah melaporkan sebuah hadis bahwasannya beliau mendengar Rasul bersabda:
Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?
“Amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah salatnya, jika baik salatnya baginya kebahagiaan dan kesuksesan, dan jika buruk salatnya baginya kerugian dan penyesalan ...”. (Hr. Turmudzi:413)
Maka, wajar ketika Ibu meresahkan sikap suami Ibu yang belum melaksanakan salat lima waktu itu. Namun sikap Ibu itu sudah benar, yaitu mengingatkannya, sebagai bentuk peduli Ibu kepada suami agar melaksanakan perintah Allah.
Allah berfirman di dalam surat al-Asr:
Baca Juga: Rencana Nikah Tak Direstui karena Weton Wanita Lebih Besar dan Masih Satu Buyut
“Demi masa. Setiap manusia dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman kepada Allah dan beramal saleh dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran”. (Qs. Al-Asr)
Ibu tidak hanya beriman dan beramal saleh, tapi sudah masuk tahapan ketiga, yaitu mengingatkan kebenaran sebuah perintah salat dari Allah SWT. Maka, langkah Ibu seterusnya adalah mengingatkan tentang kesabaran terutama kepada diri Ibu sendiri. Sabar untuk terus mengingatkan suami agar sadar dan suatu saat akan melaksanakan salat lima waktu. Sebab kewajiban Ibu adalah menyampaikan dan mengingatkan dan hidayah adalah keputusan Allah. Maka hilangkan emosi pada saat mengajak dan pasrahkan jawaban atas ajakan tersebut kepada Allah SWT, karena Allah lah yang maha memberikan hidayah.
Kedua, selalu mendoakan suami agar segera sadar dan mendapatkan petunjuk. Sebab tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali doa. Salman al-Farisi melaporkan bahwa Rasul bersabda:
Baca Juga: Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah
“Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa”. (Hr. Ahmad)
Maksudnya, kalau memang suami Ibu ditakdirkan tidak melaksanakan salat, maka Ibu dapat berusaha dengan doa untuk merubah takdir tersebut, agar suami Ibu dapat menerima hidayah dan melaksanakan salat. Cara berdoa tidak harus dengan menggunakan bahasa Arab, dengan bahasa apa saja yang penting dapat difahami dan diresapi. Membacakan fatihah bagi suami juga termasuk dalam mendoakan agar segera sadar dan dapat petunjuk.
Ketiga, disamping doa, juga berusahalah meminta bantuan orang lain, ustadz atau kyai atau orang yang dihormatinya untuk mengingatkan suami agar dapat melaksanakan salat. Sering-sering memutar ceramah-ceramah agama di rumah, agar suami juga sedikit banyak dapat mendengarkan nasihat-nasihat agama. Menghilangkan gambar-gambar yang tidak pantas di rumah atau barang-barang yang mengakibatkan Malaikat rahmat tidak mau memasuki rumah tersebut. Dan sesering mungkin rumah itu dihiasi dengan lantunan ayat-ayat suci Alquran.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?
Semoga dengan beberapa usaha di atas, tentunya dengan kesabaran yang penuh, Allah mempermudah datangnya rahmat dan hidayah di tengah-tengah keluarga Ibu. Amin. Wallahu a’lam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News