JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Tujuh orang putra-putri pendiri bangsa berkumpul dalam testimoni di Aula Yusuf Hasyim Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Minggu (13/8/2017). Pertemuan yang diakhiri dengan penyampaian 4 (empat) butir seruan kepada bangsa (kebangsaan) ini dihadiri Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa serta tokoh lintas agama.
Ketujuh putra-putri pendiri bangsa itu yakni Nushi Hadikusumo (Cucu Ki Bagus Hadi Kusumo), KH Salahudin Wahid (Putra KH Wachid Hasyim), SR Handini B Maramis (Putri A Maramis), Agustanzil Sjahroezah (cucu Haji Agus Salim), MA Rohadi Subardjo (putra Ahmad Soebardjo), Nugroho Abi Kusno (cucu Abikoesno Tjokrosoejoso), dan Meutia Farida Hatta Swasono (putri Bung Hatta). Sedangkan dua tokoh lintas agama yakni Agus Susanto (Ketua Umum badan Musyawarah Antar Gereja Indonesia) dan Kartijo Salam Raharjo (Parisada Hindu Dharma Indonesia Jawa Timur).
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Dalam pertemuan itu, secara bergantian ketujuh putra-putri pendiri bangsa ini menyampaikan testimoni. Dimulai dari Nushi Hadikusumo yang memaparkan 4 poin ajaran Ki Bagus Hadikusumo. Keempat poin itu yakni persatuan Indonesia, penguatan ekonomi. Perbaikan sistem pertahanan negara, dan keadilan untuk kemakmuran warga bangsa.
“Itulah 4 poin yang selalu ditanamkan Ki Hadi Kusumo kepada kami, anak dan cucunya sebagai penerus bangsa. Kami berharap ini juga menjadi pegangan bagi kita semuanya,” ujar Nushi saat menyampaikan testimoni di depan hadirin.
Selanjutnya, Gus Solah memaparkan perjalanan bangsa hingga munculnya Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy’ari serta kondisi bangsa saat ini. “Kami menilai, persatuan anak bangsa adalah wujud mutlak untuk kejayaan Indonesia ke depan. Bangsa kita dibangun bukan atas dasar kesamaan etnis, suku, agama. Tapi karena persatuan kebangsaan. Keinginan kelompok-kelompok kecil yang berusaha menguasai bangsa dengan sistem khilafah itu harus diantisipasi, dan jangan sampai terjadi lagi,” tandasnya.
Baca Juga: Cara Unik UMKM Es Teh di Wiyung untuk Dukung Khofifah, Beri Bonus di Dagangannya
Testimoni ketiga disampaikan SR Handini B Maramis, kemudian Agustanzil Sjahroezah, yang dilanjutkan MA Rohadi Subardjo, lalu Nugroho Abi Kusno, dan terakhir Meutia Farida Hatta Swasono.
Sebelum acara ditutup, Meutia Farida Hatta Swasono membacakan 4 butir Seruan Kebangsaan yang sudah ditandatangani tujuh putra-putri pendiri bangsa dan lintas agama.
Baca Juga: Ratusan Laskar Khofifah-Emil Siap Berjuang di Pilgub Jatim 2024
Dalam poin keempat naskah Seruan Kebangsaan itu, mereka menyatakan:
1. Bahwa Bhinneka tunggal ika adalah kekuatan bangsa yang harus dan dikembangkan demi kemajuan bangsa.
2. Kita semua harus bersatu memperkokoh kedaulatan bangsa dan menjadi tuan di negeri kita sendiri.
Baca Juga: Digawangi Perempuan Muda NU, Aliansi Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil
3. Pemerintah harus konsisten dalam menjalankan tugas yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945 mengenai tujuan mendirikan Negara.
4. Tokoh-tokoh partai politik harus mengubah orientasi meraih kekuasaan semata menjadi orientasi melayani masyarakat.
5. Birokrasi pemerintah harus melakukan transformasi menjadi pelayanan masyarakat yang professional dan berintegritas.
Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Umaha Sidoarjo Gelar YPM Bersholawat Bersama Habib Syekh dan Khofifah
6. Media secara keseluruhan harus menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan bangsa dan memberi informasi yang benar.
Naskah Seruan Kebangsaan ini kemudian diserahkan kepada Mensos RI, Khofifah Indar Parawansa guna disampaikan kepada Presiden RI, Joko Widodo.
Menurut Khofifah, pertemuan itu untuk mengingat kembali proses pendirian bangsa. Serta perjuangan para pendiri bangsa. ”Pendiri bangsa mendirikan Negara ini meletakkan ego-egonya. Kemudian kita bisa menikmati kemerdekaan bangsa ini. Tiba-tiba kemudian, kita melihat dinamika sosial, ekonomi, politik, hankam akhirnya ada radikalisme, ada terorisme. Ada yang secara eksplisit ingin mengganti pancasila, ingin menganti NKRI. Maka, kebersatuan mereka (wakil dari pendiri bangsa) ini menjadi sangat penting untuk hadiah ulang tahun RI ke-72. Bahwa mereka tidak tinggal diam melihat ujian-ujian bangsa. Mereka turun gunung, kemudian melahirkan seruan kebangsaan,” jelas Khofifah kepada awak media.
Baca Juga: Gus Miftah Beber Alasannya All Out Dukung Khofifah di Pigub Jatim 2024
Ia pun menyatakan, pihaknya akan berusaha menyampaikan seruan tersebut kepada Presiden Jokowi. “Maka seruan itu, kami yang mendapatkan mandat akan meneruskan kepada bapak presiden. Dan saya sudah mengomunikasikan kepada pak Mensekneg untuk kemungkinan diagendakan pertemuan putra-putri pendiri bangsa dengan presiden. Supaya seruan mereka bisa disampaikan baik secara tertulis maupun lisan. Hal lain adalah seruan ini tidak hanya ditandatangani oleh putra-putri pendiri bangsa, tetapi juga oleh lintas agama. Ini bersatunya putra-putri pendiri bangsa dengan lintas agama mudah-mudahan bisa menjadi perekat yang lebih kuat bagi NKRI ke depan,” tandas Khofifah.
Sebelum berkumpul dalam forum pertemuan itu, mereka juga berziarah kemakam KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di komplek pemakaman Ponpes Tebuireng. (rom)
Baca Juga: Khofifah-Emil Siap Bangun Infrastruktur dan Interkoneksi Jatim Sebagai Gerbang Baru Nusantara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News