
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Suasana Hari Raya Idul Adha masih terasa di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (2/9/2017). Penyembelihan hewan kurban masih berlangsung di Pondok yang didirikan KH Hasyim Asy'ari tersebut.
Para santri memanfaatkan momentum ini dengan nyate bareng. Sekalipun tidak ada liburan untuk pulang kampung, para santri mengaku lebih asyik nyate bareng sesama santri di pondok.
Baca Juga: Buka Klinik KI di Ponpes Tebuireng, Kemenkum Jatim: Pesantren Jadi Episentrum Karya dan Inovasi
Dalam pantauan Bangsaonline.com, para santri menerima daging dari panitia kurban di pondok. Mereka kemudian mengiris daging bersama-sama. Ada yang memilih di kamar, di teras pondok, serta beberapa santri juga mengiris daging di halaman pondok.
Sebagian santri ada yang kebagian menyiapkan dan meracik bumbu. Setelah dagingnya selesai diiris, para santri menyajikan di tusuk yang sudah disediakan. Beberapa santri lain sudah menyiapkan arang dan alat bakar sate lainnya.
Saat sajian daging sudah siap, para santri berkumpul membakar sate bersama-sama di halaman pondok. Mereka bergantian mengipas daging sate hingga matang. Terakhir, sate yang sudah siap santap dimakan bersama-sama.
Baca Juga: Haul Gus Dur di Tebuireng, Nurani Gus Dur Terasah di Pesantren
"Kalau di Pondok asyik, bisa nyate bareng rame-rame sama teman. Kalau di rumah hanya sama orang tua," kata Agustino, salah satu santri asal Jakarta.
Pelajar kelas VII SMP A Wahid Hasyim tersebut juga mengaku tidak perlu pulang kampung untuk bisa nyate. "Hanya bikin capek kalau pulang, mending di pondok," ujarnya.
Baca Juga: Ning Inayah Wahid Sebut Gus Dur Selalu Bela Orang Lemah, Yakin Menolak Kenaikan PPN 12 %
KH Lukmanul Hakim, salah satu Pengasuh Pondok Tebuireng mengatakan, tahun ini Ponpes mendapat amanah hewan kurban sebanyak 38 ekor. Terdiri dari 23 ekor sapi dan 15 kambing. "Daging kurban ini dibagikan kepada masyarakat sekitar pondok, santri, dan karyawan pondok," katanya.
Terkait kebiasaan nyate massal para ssntri, Iskandar menyatakan itu memang sengaja bagi para santri. "Kalau tradisi nyate bareng memang sudah ditradisikan bagi santri di sini. Itu juga untuk menjaga kebersamaan bagi para santri," pungkas Gus Lukman. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News