BLITAR, BANGSAONLINE.com - Tahun 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mencatat sebanyak 82 anak mengalami gizi buruk. Rata-rata mereka adalah anak dari keluarga kurang mampu, yang tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar.
Yuliyati, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kabupaten Blitar mengatakan, dari 82 anak tersebut 10 di antaranya sudah berhasil disembuhkan. Namun 72 lainnya hampir semuanya juga mengalami penyakit sertaan lainnya selain gizi buruk, sehingga susah disembuhkan.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Jumlahnya naik turun setiap tahun, namun ada beberapa yang sudah berhasil sembuh. Yang sampai saat ini belum berhasil disembuhkan rata-rata ada penyakit sertaan, seperti TBC, Hydrocephalus, dan yang lain," tutur Yuliyati, Minggu (3/9).
Salah satu balita penderita gizi buruk yang juga menderita penyakit sertaan di Kabupaten Blitar adalah Khoirunisaul Mardiyah (1). Putri ketiga pasangan Narto dan Suyanti warga desa Karangbendo RT 03 RW 06 Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar ini mengalami gizi buruk sejak ia dilahirkan.
Nisa panggilan Khoirunisaul selain menderita gizi buruk juga menderita penyakit penyerta lainnya yaitu tuberculosis (TBC), bahkan diperparah dengan hydrochepalus (pembesaran kepala). Dengan berat badan hanya 3,9 kg, Nisa belum bisa mengangkat kepalanya, apalagi digunakan untuk duduk layaknya balita seusianya.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk. Salah satunya adalah kurangnya asupan nutrisi saat masih di dalam kandungan, akibat kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi, serta keadaan ekonomi keluarga. Selain itu juga ada yang dikarenakan faktor genetis.
Dinkes sendiri, kata Yuliyati, sejauh ini sudah melakukan berbagai upaya untuk memangkas junlah penderita gizi buruk di Kabupaten Blitar. Salah satunya adalah memberikan bantuan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu padat gizi dan nutrisi tambahan mineral mix setiap bulan melalui Puskesmas di masing-masing kecamatan.
"Jika tidak ada penyakit sertaan sebenarnya sangat mudah disembuhkan, asalkan nutrisi tercukupi dan mendapatkan perawatan yang teratur," pungkasnya. (blt1/tri/rev)
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News