GRESIK, BANGSAONLINE.com - Meski Bupati Sambari Halim Radianto telah memutuskan melanjutkan proyek revitalisasi Alun-alun Gresik, namun penolakan dari masyarakat tetap ada.
Selasa (5/9/2017) petang tadi, ratusan massa yang menamakan diri "Aliansi Save Alun-alun" menggelar demo di kantor Pemkab Gresik. Mereka terdiri dari PKL (pedagang kaki lima) Alun-alun, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), MGPK (Masyarakat Gresik Peduli Kemanusiaan) dan beberapa elemen.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Tertibkan Pedagang di Trotoar Depan Pasar Baru
"Selamatkan Alun-alun Gresik. Alun-alun adalah cagar budaya," teriak para pendemo.
Rudi, salah satu pendemo perwakilan PKL Alun-Alun, mengaku pendapatannya terus menurus pasca direlokasi ke Jalan Noto Prayitno Kebomas akibat dampak proyek tersebut. "Jualan PKL sepi. Karena itu PKL tak kerasan berjualan di sana (Jalan Noto Prayitno)," ungkapnya.
Pantauan di lapangan, sempat terjadi kericuhan dan aksi saling dorong antara massa dengan aparat kepolisian yang berjaga. Bahkan polisi sampai menangkap 6 pendemo yang diduga sebagai provokator bentrokan.
Baca Juga: Viral, Disorot DPRD Gresik, Sentra PKL MAG Terancam Mati di Lumbung Padi
Adapun 6 orang pendemo yang diamankan ke dalam kantor Pemkab Gresik, yakni Imam Fajar Rosyidi (23) dari PKL, Muhammad Suriyadi (23) dari PKL, Rizqi Siswanto (22) aktivis PMII, Ali Sibro Mulisi (22) aktivis PMII, Andre (23) aktivis PMII, dan Abdul Wahab (43) dari MGPK. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News