TUBAN, BANGSAONLINE.com - Bulan Suro memiliki banyak makna dalam bagi masyarakat Jawa. Penanggalan tahun saka itu bertepatan dengan satu Muharam dalam kalender Hijriyah.
Banyak warna dan tradisi untuk menyambut bulan sakral tersebut. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, yang menggelar tradisi grebek desa.
Baca Juga: Selama Liburan Sekolah, Anak-Anak di Tuban Belajar Karawitan
Kepala Desa Margorejo, Junaedi kepada BANGSOANLINE.com, Minggu (24/9) mengatakan, bahwa tradisi grebek desa merupakan agenda rutin tiap tahun. "Kegiatan grebek desa merupkan bagian dari melestarikan budaya dan adat yang dilaksanakan pada bukan Suro. Biasanya kita juga nanggap wayang, selain itu ada juga bucu robyong," kata Edi.
Bucu Robyong sendiri adalah hasil bumi baik pertanian maupun perkebunan mulai sayuran hingga buah-buahan yang disusun meninggi seperti tumpeng dan dihias. Masyarakat setempat meyakini siapa yang mendapat bagian dari bucu tersebut akan beruntung dan mendapat panen melimpah di musim tanam mendatang.
"Kegiatan ini merupakan bentuk wujud rasa syukur atas rahmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa pada masyarakat Margerejo. Sementara bucu robyong itu sebagai simbul dan kemakmuran masyarakat sini. Semoga kita selalu mendapat rejeki yang melimpah dari Allah SWT," harapnya.
Baca Juga: Beri Makan Monyet dan Ikan, Tradisi Sedekah Bumi Masih Lestari di Sendang Bektiharjo Tuban
Sumarni, salah satu warga Desa Margorejo yang ikut tradisi rebut bucu mengaku sudah beberapa kali ikut acara grebek desa. "Saya ingin mendapatkan jagung. Nanti jagungnya dibuat wiwit (awal tanam)," ujarnya. (tb1/wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News