BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Di Madura, Bukit Kapur Jeddih Bangkalan, memang sudah terkenal, namun, ada satu lagi bukit kapur yang lebih eksotik, yatiu Bukit Kapur Pelalangan Arosbaya Bangkalan.
Bukit dengan tekstur eksotik ini, bukan asli, tapi campur tangan penambang batu kapur. Meninggalkan karya seni berupa bukit, gua, serta lorong yang bercorak pahatan indah.
Baca Juga: Sosialisasi Ekowisata, Universitas Trunojoyo Madura Gandeng Pokdarwis
Bukit bekas pahatan sisa penambangan kapur, justru menghadirkan bentuk unik dan eksotik. Tak hanya bekas pahatan, tekstur bukit kapur yang lebih keras berwarna merah bata ditambah berbagai tumbuhan liar, dan lumut yang menempel di tebing. Bikin seakan di negeri antah berantah.
Destinasi yang masih sebagai penambangan kapur ini, seluas 2 hektare. Da gua dan lorong panjang yang membuat wisatawan terkesan di negeroi dongeng.
Penasaran? Bukit Pelalangan ini terletak di Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan. Untuk menuju lokasi, cukup memarkir motor atau mobil di area parkir destinasi religius makam para Raja Bangkalan, yang terkenal dengan sebutan “Air Mata Ibu”. Bukit ini terletak sekitar 500 meter dari Air Mata Ibu. Yaitu memasuki jalan kecil dari depan gerbang Air Mata Ibu.
Baca Juga: Paslon Luman Didukung Kiai di Bangkalan saat Lukman Silaturahmi ke Ponpes Salafiyah Sya'idiyah
Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi tempat penambangan ini, setelah mengetahui dari media sosial seperti instagram atau facebook, yang telah menyebarkan berbagai spot foto eksotik.
Tempat wisata ini masih dikelola warga sekitar. Memang sebelumnya tidak ada penarikan parkir ataupun tiket di wisata bukit Pelalangan ini. Semakin banyaknya pengunjung, menjadikan warga menetapkan retribusi sebesar Rp 5 – 10 ribu per orang, sedangkan parkir Rp 3000 untuk motor, dan mobil Rp.20.000.
“Dulu belum ada penarikan retribusi seperti ini, tapi sekarang pengunjung semakin banyak belum sampai masuk saja orang lokal langsung menghampiri minta uang katanya buat biaya retribusi dan sebagainya. Entah uang itu buat apa, semoga saja lebih baik ke depannya dan dikelola serius,“ keluh Ahmad Salahudin, salah satu wisatawan dari Surabaya.
Baca Juga: Diduga Sunat Honor, Guru Sukwan dan Wali Siswa Desak Kepala SD Negeri 1 Tambengan Dicopot
Saat mengunjungi bukit kapur Arosbaya, disarankan tetap waspada dan hati-hati karena proses penambangan masih berjalan hingga sekarang. Truk pengangut hasil tambang sering keluar masuk jalan, selain itu, risiko terjadi longsor atau batu jatuh bisa saja terjadi sewaktu-waktu. (Disna UTM)
Baca Juga: Geliatkan Wisata Pasca Pandemi, JTP 3 Gelar Dino Night Run
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News