Sering Terjadi Keracunan Masal, Gandusari Ditetapkan Rawan Peredaran Mamin Berbahaya

Sering Terjadi Keracunan Masal, Gandusari Ditetapkan Rawan Peredaran Mamin Berbahaya Keracunan masal yang menimpa siswa SD Negeri 03 Krisik, Gandusari beberapa waktu lalu. foto: AKINA/ BANGSAONLINE

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Dua kali terjadi keracunan masal membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar memberikan perhatian khusus Kecamatan Gandusari.

Kepala Dinkes Kabupaten Blitar Kuspardani mengatakan, setelah dua kali kasus keracunan masal terjadi di Gandusari, pihaknya menetapkan Gandusari sebagai wilayah rawan peredaran makanan dan minuman berbahaya. Sehingga, Kecamatan Gandusari mendapatkan prioritas khusus untuk mendapatkan penyuluhan peredaran makanan dan minuman.

"Dari 22 kecamatan, memang kami prioritaskan dan menjadi perhatian utama Dinkes Kabupaten Blitar. Karena seperti kita tahu, beberapa waktu terakhir memang kasus keracunan masal terjadi di Gandusari. Hal ini menunjukkan jika ada sesuatu yang harus mendapatkan perhatian khusus," terang Kuspardani, Minggu (8/10).

Kuspardani mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan pengawasan dan juga meninjau lokasi untuk penyuluhan di Kecamatan Gandusari. Selain ke sekolah-sekolah, penyuluhan juga dilakukan kepada pemilik toko dan juga penjual makanan minuman.

"Penyuluhan sangat penting karena ternyata banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami makanan dan minuman yang aman dikonsumsi," tegasnya.

"Sebenarnya semua kecamatan rawan peredaran makanan minuman berbahaya, tetapi karena kasus terjadi di kecamatan Gandusari, kami sementara memprioritaskan satu kecamatan itu. Untuk kecamatan lain akan dilakukan secara bertahap," terangnya.

Untuk diketahui, dua kali kasus keracunan masal yang terjadi di Kecamatan Gandusari menimpa puluhan siswa sekolah dasar. Pertama pada 2016 lalu, sebanyak 31 siswa SD Negeri 01 Semen, kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar mengalami keracunan setelah mengkonsumsi jajanan berupa es yang dibeli di lingkungan sekolah. Kemudian kasus kedua sebanyak 19 siswa yang diduga mengalami keracunan mengaku baru merasakan mual dan pusing satu jam setelah mereka menyantap jajanan sosis dan cilot.

"Untuk kasus yang pertama penyebabnya adalah karena es Goreo yang disantap siswa SD positif mengandung bakteri Bacillus Cereus. Sementara untuk kasus kedua hingga kini kami masih menunggu hasil lab," pungkas Kuspardani. (blt1/tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO