Jokowi Effect dan Soekarwo Effect Berpengaruh Pada Pilgub Jatim

Jokowi Effect dan Soekarwo Effect Berpengaruh Pada Pilgub Jatim Airlangga Pribadi Kusman, PhD,  Direktur The Initiative Institute.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018 tak akan lepas dari peta politik nasional. Mengingat Jawa Timur adalah provinsi dengan lumbung suara terbesar setelah Jawa Barat. Apalagi jarak waktu antara dengan Pilpres hanya terpaut satu tahun. Karena itu, aroma konstelasi pilpres sangat kuat dalam .

Hal ini diungkapkan Direktur The Initiative Institute, Airlangga Pribadi Kusman. Menurutnya, eskalasi politik di pusat juga tak lepas dari suksesi kepemimpinan di Jatim. Ia mencontohkan tentang pengaruh Jokowi atau Jokowi Effect akan berpengaruh pada .

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

“Jokowi Effect sangat berpengaruh pada . Terbukti, kandidat yang mengerucut pada kubu Khofifah dan Gus Ipul sma-sama mengidentifikasikan sebagai representasi Jokowi. Dengan begitu, mereka berharap bisa mendapat simpati masyarakat yang pro Jokowi di Jawa Timur,” ujar Airlangga, Selasa (31/10).

Doktor ilmu politik dari Murdoch University, Australia ini membeberkan hasil survei yang dilakukan lembaganya, elektabilitas Jokowi sudah mencapai angka 72 persen. Itu menandakan Jokowi saat ini berada di atas angin. Karena itu, tingkat kesukaan dan kepuasan publik terhadap dirinya sangat tinggi.

Trend positif publik terhadap Jokowi tentunya juga ditangkap oleh kubu kandidat calon. Karena itu sangat wajar kalau kubu Khofifah maupun Gus Ipul yang sudah memastikan diri berpasangan dengan Azwar Anas juga menangkap fakta tersebut.

Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024

“Baik kubu Khofifah maupun Gus Ipul sama-sama didukung partai pro pemerintah. Di kubu Khofifah ada Golkar, NasDem, Hanura dan PPP. Sementara di kubu Gus Ipul ada PDI Perjuangan dan PKB. Semuanya representasi partai pendukung Jokowi,” beber akademisi Unair tersebut.

Terpisah, Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Surokim Abdussalam menilai Soekarwo Effect juga akan berpengaruh pada . Pasalnya, sosok Soekarwo akan menentukan efektivitas dukungan Partai Demokrat kepada Khofifah Indar Parawansa dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Soekarwo yang dianggap figur dari Mataraman dianggap akan mampu memobilisasi dukungan di grass root.

"Efektivitas dukungan demokrat kepada Khofifah sangat tergantung pakde Karwo. Jika Pakde mau gerak dan memberi dukungan riil, minimal basis mataraman atas mulai dari Madiun, Magetan, Ngawi hingga Nganjuk akan bisa memberi sumbangan signifikan," katanya.

Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo

Menurut Surokim, tantangan Khofifah memang menggaet suara kader Demokrat yang sebagaian besar bukan pemilih loyal. Diperlukan tokoh yang berpengaruh di partai itu untuk mentransformasikan dukungan grass root kepada Khofifah dalam .

"Pemilih demokrat itu relatif cair dengan tingkat loyalitas ideologinya rendah dan faktor tokoh masih dominan sehingga pemilih Demokrat gampang menjadi swing voters. Ini yang membuat dukungan Demokrat patut waspada dan harus hati-hati," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Partai Demokrat memutuskan untuk mendukung Khofifah dalam 2018. Dengan dukungan Demokrat, maka Khofifah sudah bisa mendaftar karena punya dukungan lebih dari 20 kursi di DPRD Jatim. Selain Demokrat, parpol lain yang mendukung Khofifah adalah Golkar, Nasdem dan Hanura. Bahkan, PPP dikabarkan akan merapat mendukung Khofifah. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO