JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar uji kelayakan untuk 90 bakal calon legislatif yang hendak maju di pemilu legislatif 2019, Sabtu-Minggu (4-5/11/2017).
Ketua Umum PSI, Grace Natalie kepada wartawan mengatakan, uji kompetensi ini digelar secara terbuka agar masyarakat mengenal caleg yang dipilih. Sebab menurutnya, selama ini, masyarakat memilih tanpa mengetahui rekam jejak caleg.
Baca Juga: PSI Sidoarjo Dampingi Mas Iin Gelar Fogging di Pondok Tjandra
"Karena mereka ini nanti akan merepresentasikan masyarakat. Dari 250 juta penduduk Indonesia, kita hanya punya 575 anggota DPR, 1 orang mewakili jutaan masyarakat. Selama ini kita tidak tahu bagaimana proses di dalam partai seperti apa, tahu-tahu sudah keluar daftar caleg yang ditetapkan KPU," ujar Grace.
Sementara Andy Budiman, salah satu yang mengikuti uji kelayakan bacaleg PSI mempresentasikan soal keterbukaan dan kebebasan berekspresi di Indonesia kepada panelis.
“Saya adalah wartawan dan aktif dalam lingkungan yang sangat menghargai nilai-nilai kebebasan. Saya aktif menjadi pengurus AJI yang mengkampanyekan kebebasan pers dan anti suap di kalangan wartawan. Saya ikut mendirikan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) yang bertujuan menyebarkan nilai-nilai kebebasan, toleransi, dan pluralisme di kalangan media,” jelasnya di depan panelis.
Baca Juga: Kaesang Turun ke Blitar, Menangkan Paslon Kepala Daerah yang Diusung PSI
Andy yang akan berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Jawa Timur tersebut ingin mempertahankan dan bahkan memperluas warisan terpenting reformasi yakni kebebasan. “Kebebasan yang saya maknai di sini adalah situasi yang memungkinkan individu untuk bicara dan mengekespresikan pendapat, keyakinan, serta mengambil keputusan tanpa ada yang menghalangi,” ujarnya.
Tak hanya itu, mantan redaktur di media Jerman Deutsche Welle itu juga mendorong Indonesia menjadi sebuah negeri yang terbuka, termasuk dalam aspek perdagangan.
"Globalisasi memungkinkan pertukaran barang dan jasa, dan Indonesia harus memanfaatkan peluang ini untuk kemajuan. Perbaikan itu harus dimulai dari hulu yakni parlemen, dengan mendorong sebanyak mungkin lahirnya regulasi dan kebijakan yang berperspektif ekonomi. Karena ujung dari semua kegiatan politik adalah kesejahteraan masyarakat," paparnya.
Baca Juga: Vinanda dapat Mentoring dari Kaesang dan Emil Dardak untuk Kemenangan Pilwali Kediri
"Mengutip pemikir abad pencerahan John Locke: pada ujungnya, hukum dibuat bukan untuk memberangus atau memenjara orang, tapi justru untuk merawat dan memperluas batas-batas kebebasan manusia. Itulah yang kelak akan saya kerjakan jika kelak terpilih menjadi anggota DPR," pungkasnya.
Adapun dalam tes kelayakan ini, PSI menghadirkan 11 panelis independen, yakni:
1. Mari Elka Pangestu, Mantan Menteri Perdagangan
Baca Juga: Konsolidasi Pemenangan, Sekjen DPP PSI Siap Dukung Pasangan WALI di Pilwali Malang 2024
2. Moh. Mahfud MD, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
3. Bibit Samad Rianto, Mantan Wakil Ketua KPK
4. Tuti Hadiputranto, Advokat Senior
Baca Juga: Jelang Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Terima SK B1 KWK dari PSI
5. Hamdi Muluk, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia
6. Djayadi Hanan, Pakar Politik
7. Wishnutama, Entrepreneur Muda
Baca Juga: PSI Rekom Abdul Ghofur-Firosya Shalati Maju Pilkada 2024 di Lamongan
8. Zainal Arifin Mochtar, Tokoh Anti Korupsi
9. Neng Dara Affiah, Aktivis dan Mantan Komisioner Komnas Perempuan
10. Sri Budi Eko Wardani, Dosen Politik Universitas Indonesia
Baca Juga: Alasan PAN dan PSI Dukung Aminudin-Ina pada Pilkada 2024 di Kota Probolinggo
11. Henny Supolo, Aktivis Pendidikan. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News