KOTA BLITAR, BANGSAONLINE.com - Musim penghujan mulai melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur. Hal itu membuat petani sayuran mengalami gagal panen. Selain gagal panen, sayuran yang terguyur air hujan juga cepat membusuk sehingga tidak awet saat disimpan di pasar. Akibatnya, harga beberapa jenis sayuran di Pasar Legi Kota Blitar mengalami kenaikan.
Sujiati, penjual sayuran di Pasar Legi Kota Blitar menuturkan, bahwa biasanya harga cabe besar Rp 15 ribu kini naik menjadi Rp 28 ribu per kg. Harga tomat sayur yang sebelumnya Rp 2 ribu per kg, kini naik drastis menjadi Rp 9 ribu per kg. Sedangkan tomat buah dari harga sebelumnya Rp 6 ribu kini menjadi Rp 13 ribu per kg. Begitu juga untuk wortel yang semula harganya Rp 7 ribu kini naik menjadi Rp 10 ribu per kg.
Baca Juga: Pabrik Gula RMI Blitar Targetkan Produksi 1,1 Juta Ton pada 2024
Kenaikan juga terjadi di bumbu dapur, seperti bawang merah dan bawang putih. Bila sebelumnya harga bawang merah Rp 13 ribu per kilogramnya kini naik menjadi Rp 20 ribu per kilogramnya. Sedangkan bawnag putih dari sebelumnya Rp 12 ribu kini menjadi Rp 15 ribu per kilogramnya.
"Kenaikan sudah sepuluh hari ini," ungkap Sujiati, Jumat (24/11).
Sujiati menjelaskan, saat ini pasokan sayuran seperti dari Batu, Pare Kediri, dan Nganjuk jumlahnya tidak seperti hari-hari sebelumnya. Jika biasanya ia mendatangkan sayuran 2 kwintal, kini tinggal mendapatkan 1,2 kwintal sayuran. Selain pengurangan jumlah kiriman, barang yang dikirim kualitasnya juga tidak sebagus hari-hari biasanya.
Baca Juga: Usai Lebaran, Bupati Blitar Kembali Genjot Program OVOP
"Kena air hujan, jadi sayuran suka membusuk, kemarin saya buang gobis setengah kwintal karena membusuk," ungkapnya.
Kenaikan harga ini pun tentu dikeluhkan oleh pembeli. Hana salah pembeli mengatakan, tingginya harga sayuran ini memberatkannya sebagai rumah tangga. Untuk dapat memenuhi kebutuhan ia terpaksa mengurangi jumlah pembeliannya. Bila biasanya ia membeli satu kilogram, kini hanya setengahnya saja. Ia pun berharap ada upaya dari pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok.
"Belajanya dikurangi mas, asalkan dapat semua kebutuhan mas," pungkasnya. (blt1/tri/rev)
Baca Juga: Permintaan Gas Elpiji Nonsubsidi di Blitar Turun Hingga 10 Persen, ini Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News