SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Melihat kondisi beberapa infrastruktur yang rusak akibat banjir dan longsor yang melanda Kab. Pacitan, Pemprov Jatim hari ini melakukan normalisasi khususnya perbaikan jalan yang menghubungkan Kab. Ponorogo – Kab. Pacitan yang terputus karena longsor.
Dengan normalisasi tersebut, diharapkan bantuan kepada masyarakat dan perbaikan-perbaikan akibat terdampak bencana ini segera bisa dilakukan, selain agar roda perekonomian dapat tetap berjalan.
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
"Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Pak Sudarmawan bersama timnya tadi malam meluncur, tetapi terhenti di Ponorogo karena akses ke Pacitan tertutup. Oleh karena itu, beliau menangani banjir Ponorogo dulu, yang menjadi 22 KK atau 80 jiwa mengungsi," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Drs. Benny Sampir Wanto, M.Si di Ruang Kerja, Jl. Pahlawan 110, Surabaya, Rabu (29/11).
Pagi tadi, lanjutnya, BPBD Jawa Timur dan BPBD kabupaten di wilayah Baperwil Jawa Timur di Madiun menuju ke Pacitan karena akses jalan Wonogiri-Pacitan yang sudah dapat dilalui. Mengenai logistik untuk masyarakat pada tanggal 28/11, dijelaskan Benny, dipenuhi dari buffer stock yang ada di Pacitan.
"Kebutuhan-kebutuhan dasar bagi korban bencana, seperti selimut, makanan siap saji, genset, family kit, alat komunikasi, perahu karet, telah disiapkan bersamaan dengan kedatangan BPDB Jatim dan rombongan," ujarnya.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Beberapa jalur menuju Pacitan saat ini yang terputus karena longsor, jelas Benny, yakni Ponorogo-Pacitan terputus di Slahung, Ponorogo – Ngrayun – Tulakan – JLS karena longsor di desa Ngadirojo, Ponorogo – Gemaharjo (Pacitan), dan Purwantoro (jateng) putus jembatan di Kecamatan Nawangan. Sementara itu, karena banjir yakni Ponorogo – Ngadirojo (Wonogiri) – Pacitan.
"Sebagian besar wilayah masih dilakukan pemadaman listrik, sehingga komunikasi dengan tenaga teknis di Kab. Pacitan ada gangguan," tambahnya. Lokasi pengungsian sementara di Pacitan, jelas Benny, yaitu GOR Pacitan dan Masjid Sinorboyo.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Banjir dan Tanah Longsor Memakan 6 Korban Jiwa
Menjawab pertanyaan media mengenai penangan para korban bencana itu, Benny menjelaskan, secara prinsip Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Pacitan hadir di masyarakat. "Sesuai arahan Pak Presiden, negara hadir di masyarakat. Ini dibuktikan dengan kehadiran para petugas dan bantuan yang dibawa BPBD Jatim dan kabupaten se-Baperwil Jatim di Madiun," tegasnya.
Terkait dengan apakah korban diberikan santunan saja, atau termasuk rumah dan tunjangan hidup seperti bencana di Ponorogo beberapa waktu lalu, Benny menjelaskan tergantung dari laporan Kepala BPBD Jatim dan Bupati Pacitan kepada Gubernur Jawa Timur. "Kita yakinlah bahwa Pak Gubernur sangat peduli terhadap masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Akibat bencana longsor dan banjir di Kab. Pacitan tercatat 6 orang dinyatakan meninggal. Sementara itu, masih terdapat 6 warga yang dinyatakan hilang. “Data tersebut dilaporkan pertanggal 29 Nopember 2017, pukul 02.00 WIB,” ujar Kabiro Humas dan Protokol Pemprov Jatim itu.
Korban jiwa yang sudah berhasil diidentifikasi karena tanah longsor yaitu Fitri (3 tahun), Temu (57 tahun), Siti Kalimah (22 tahun) dan Darto. Sementara itu, korban banjir yakni Maryati warga Desa Kayen dan Mujiono warga desa Sukoharjo.
Selanjutnya, 6 orang yang dinyatakan hilang atau belum ditemukan, untuk korban tanah longsor yaitu Parno (73 tahun), Kasih (70 tahun), Rozak (17 tahun) dan Katemi. Sedangkan, korban banjir yang belum ditemukan yaitu, Eko dan Amri. (ian/rev)
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News