
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Jazuli menyalahgunakan kepercayaan agen elpijinya. Diberi kepercayaan penuh, pria 42 tahun itu justru bersikap seenaknya sendiri. Dia menggelapkan 97 tabung elpiji ukuran 3 kilogram alias elpiji melon untuk keperluan pribadi.
Warga Sampang, Madura, itu memang penjual elpiji di Gedangan. Nah, elpiji yang dipasarkan dipasok dari salah satu gudang di Buduran. Gudang tersebut dimiliki Wasito Agus Pramono. Hubungan keduanya selama ini sangat akrab.
“Mereka sudah lebih dari setahun kerja sama,” ujar Kapolsek Buduran Kompol Hery Mulyanto Kamis (28/12).
Jazuli awalnya lancar membayar setoran. Agus pun memberikan apresiasi. Bahkan, dia tidak segan menyerahkan duplikat kunci gudang miliknya. Tujuannya, Jazuli bisa 24 jam mengambil elpiji di dalam gudang.
“Korban sering ke luar kota. Nah, pelaku diberi kepercayaan untuk mengambil sendiri tabung yang dibutuhkan,” jelasnya.
Namun, kepercayaan itu malah membuat Jazuli gelap mata. Dia punya pemikiran untuk mengambil barang tanpa memasukkannya ke dalam buku catatan. Hasilnya digunakan untuk menunjang hobinya bermain judi remi.
“Gara-gara sering kalah judi. Usaha penjualan elpiji pelaku sebenarnya sudah berjalan,” kata Hery.
Lambat laun ulah Jazuli terendus pemilik gudang. Agus merasakan kejanggalan karena jumlah tabung elpiji di gudangnya terus berkurang. Padahal, pemasukannya tidak bertambah signifikan. Beberapa saat kemudian kecurigaannya terbukti.
“Setelah dihitung ulang memang ada puluhan yang hilang. Yang dicurigai ya pelaku karena jadi satu-satunya orang yang dibeli kunci gudang,” ucap perwira polisi dengan satu melati di pundak itu.
Agus sempat mencari pelaku di kontrakannya. Dia menanyakan puluhan tabung elpiji yang hilang. Jazuli berdalih tidak tahu. Jawaban itu membuat kesal korban. Agus akhirnya menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan perkara itu.
“Setelah kami periksa akhirnya mengaku. Tabung yang digelapkan dijual eceran ke warga,” paparnya.
Mantan Kapolsek Porong itu mengungkapkan, kerugian korban secara keseluruhan tidak sedikit. Diperkirakan harga puluhan elpiji yang terjual lebih dari Rp 10 juta. “Ulahnya keterlaluan. Masyarakat harus lebih hati-hati. Jangan gampang memberi kepercayaan pada orang,” ujarnya.
Jazuli berdalih hasil penggelapan yang dilakukannya sudah habis. Uang dari penjualan elpiji dari dalam gudang digunakan untuk main judi dan pesta minuman keras (miras). “Di kontrakan tidak ada hiburan. Keluarga di Madura,” ungkapnya. (cat/rev)