SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Situs atau artefak kembali ditemukan di Sidoarjo. Bangunan kali ini diduga peninggalan pada era kerajaan Majapahit (alas trik).
Ceritanya berawal dari salah seorang warga bernama Paiman, warga Dusun Kedung Klinter RT 06 RW 03, Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Sidoarjo menggali tanah untuk menanam singkong pada hari Sabtu, (3/2) sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca Juga: Pilih Ketua Umum, Dewan Kesenian Sidoarjo Bakal Gelar Musda 2022
Setelah menyangkul di kedalaman sekitar 50 centimeter, cangkul pria tujuh puluh tiga tahun yang kerab dipanggil Mbah Paiman tersebut menyentuh sebuah tumpukan batu bata. Setelah diperhatikan baik-baik, batu bata tersebut nampak berbeda dari umumnya karena bentuk dan ukurannya.
"Mantun kulo keduk, bawak kulo natap boto. Terus kulo keduk maleh, wonten boto ageng. Tapi, botone niku aneh. Mboten umum e. (Setelah saya menggali beberapa kali, alat keduk saya menyentuh tumpukan batu bata besar. Bentuknya tidak seperti batu bata pada umumnya," kata Mbah Paiman, Rabu (7/2).
Mbah Paiman akhirnya berinisiatif untuk menghubungi kepala desa setempat, Mohammad Ali Ridho. Oleh pihak desa, temuan itu di informasikan kepada penggiat sejarah Satrio Puser Majapahit (SPM) dan Penggiat Sejarah dan Budaya (PSB) Kabupaten Sidoarjo.
Baca Juga: Wayang Kulit dan Arakan Tujuh Tumpeng Warnai Gelaran Ruwah Desa Sebani Sidoarjo
"Sejak awal kami memang berencana mendirikan museum kecil-kecilan di Kecamatan Tarik. Setelah kami berkordinasi dengan komunitas penggiat sejarah khususnya penggiat di daerah sini, langsung dilakukan penggalian bersama pemuda dan warga setempat," ucap Kepala Desa Kedung Bocok, Mohammad Ali Ridho, Rabu, (7/2).
Ridho juga berharap ada dukungan dari pemerintah dalam menjaga situs ini agar Desa Kedung Bocok bisa menjadi icon Kecamatan Tarik.
"Harapannya dengan temuan ini, desa kami terangkat namanya, syukur-syukur mendapat dukungan dari pemerintah untuk menjadi icon Kecamatan Tarik," imbuhnya berharap.
Baca Juga: Peduli Budaya, BHS Terima Penghargaan Prasasti Aksara Jawa
Pasca temuan bagian bangunan kuno itu, oleh pihak desa langsung dijaga agar tidak terjamah oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.
Dari informasi yang dihimpun, setiap malam hari warga sekitar begadang di lokasi penemuan itu. Dan, sebelum mbah Sariman, warga serta pihak terkait menggali temuannya lebih jauh. Tepat di saat malam hari di mana mbah Paiman menemukan pertama kali, warga dan para sesepuh menggelar semacam ritual atau upacara adat untuk kulonuwun (Pamit, red) atas temuan situs purbakala itu.
Baca Juga: Masuki Tahun 2021, Ketua BKN Sidoarjo: Pemajuan Kebudayaan Nasional Harus Terus Ditingkatkan
Temuan Mbah Pariman ini juga diikuti beberapa temuan yang lain, yakni bangunan berbentuk memanjang sekitar 21 meter yang tersusun dari lima batu bata. Ukuran batu bata sendiri sekiatr 30x20 centimeter yang memiliki tebal 10 centimeter.
Tidak hanya itu, pria yang bekerja sebagai pembersih kantor desa Dusun Klinter, Desa Kedungbocok, Tarik ini juga menjumpai beberapa pecahan tembikar kuno dan beberapa artefak (gerabah jawa).
Sampai saat ini warga berdatangan silih berganti karena penasaran ingin melihat secara langsung penemuan mbah Paiman. Jika ingin melihat, lokasinya berada di belakang kantor desa Kedung Bocok dan sebelah barat pintu makam setempat.
Baca Juga: Panen Ikan Melimpah, Warga Kedungpandan Jabon Gelar Sedekah Laut
Temuan ini juga secara cepat sudah menyebar dari sosial media (sosmed) dan beberapa aplikasi percakapan, whatsapp. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News