BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro bersama dengan Tertiary Irrigation Technical Assistance (Tirta) menggelar lokakarya pentingnya penggunaan surfaktan untuk meningkatkan efektivitas pestisida pada budidaya padi, Rabu (14/2).
Riki Rivaldi, praktisi surfaktan yang menjadi pemateri pada 155 Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di acara tersebut menjelaskan, pada dasarnya surfaktan merupakan zat pelekat pestisida pada tanaman padi, agar penggunaan pestisida bisa lebih efektif.
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi
"Penggunaan surfaktan dapat membantu menghemat penggunaan pestisida dengan mengembalikan penggunaan pestisida kedosis atau konsentrasi rendah sesuai rekomendasi pada label," jelas Riki.
Dia mengurai, peranan surfaktan tersebut untuk mencegah terjadinya resistensi atau kekebalan dan ledakan hama pada tanaman padi. "Surfaktan dapat dicampur dengan pestisida ataupun pupuk daun pada saat penyemprotan," terangnya.
Dia berharap PPL Dinas Pertanian Bojonegoro dapat memahami manfaat dari penggunaan surfaktan, serta menularkan pentingnya penggunaan surfaktan kepada petani di Kota Ledre. Sehingga penggunaan pestisida dapat digunakan secara efisien.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Ahmad Jupari menambahkan, tren penggunaan pestisida berbasis kimia di wilayahnya semakin meningkat. Sehingga perlu mengambil langkah cepat untuk memastikan efisiensi dan efektivitas dari penggunaan pestisida. "Caranya hanya dengan menggunakan surfaktan," katanya menegaskan.
Kata dia, penggunaan pestisida yang berlebihan tidak hanya meningkatkan pengeluaran petani, namun juga menimbulkan dampak yang negatif terhadap lingkungan. Dia juga mendorong agar petani memprioritaskan penggunaan agens hayati. Namun, jika pengendalian tersebut sudah tidak mampu menanggulangi, petani diharapkan memilih pestisida berlabel hijau yang aman dan ramah lingkungan.
Sementara itu, Tirta merupakan program kerjasama antara pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). (nur/dur)
Baca Juga: 25.000 Tikus Mati di Tangan Petani, Disperta Bojonegoro Sebut Sukses
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News