BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Lomba berburu tikus yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Disperta) Kabupaten Bojonegoro dimulai hari ini (Senin, 7/6/2021). Para petani mulai hari ini bisa menjual hasil buruan tikus di sawah kepada kelompok tani (poktan) senilai Rp 2.000 per ekor.
Sayangnya, lomba ini dikhususkan kepada para petani di Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Itu pun hanya sembilan desa yang telah ditunjuk oleh disperta sebagai pesertanya. Sembilan desa itu ada 25 kelompok tani (poktan) yang siap membeli tikus senilai Rp 2.000 per ekor.
Baca Juga: Jebakan Tikus Listrik Kerap Renggut Korban Manusia, Polres Ngawi Beri Sosialiasi Pengendalian Hama
"Lombanya mulai hari ini sampai hari Jumat (11/6/2021). Jadi bukan tikus mati secara utuh kemudian disetor kepada kelompok tani, tetapi dipotong ekornya saja," jelas Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani saat dihubungi via WhatsApp.
Pria yang juga sebagai Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Bojonegoro itu menargetkan 25 ribu ekor tikus terbeli dari para petani di Kecamatan Kanor. Disperta telah menggelontorkan dana senilai Rp 50 juta sebagai pengganti pembelian tikus dari petani tersebut.
"Ya, jadi sudah kami anggarkan Rp 50 juta untuk lomba berburu tikus ini. Kenapa hanya di Kecamatan Kanor? Yang pertama, karena ini program kami yang baru, kemudian yang kedua karena di wilayah Kanor khususnya daerah bantaran Sungai Bengawan Solo sedang masa tanam. Selain itu juga populasi tikus di daerah ini banyak sekali," jelasnya.
Baca Juga: Disperta Bojonegoro Minta Petani Gunakan Pupuk Organik untuk Suburkan Tanah
Dengan program ini, lanjut dia, diharapkan dapat mengendalikan banyaknya hama tikus yang menyerang tanaman padi milik petani di Kecamatan Kanor. Selain itu, lomba berburu tikus tersebut juga sebagai solusi pascaadanya perbup tentang larangan menggunakan jebakan tikus beraliran listrik di sawah petani.
"Kami harap perbup itu dipatuhi oleh masyarakat, dan mari kita ikuti program lomba berburu tikus ini. Kita gencarkan berburu tikus agar pertanian padi aman dan panen secara maksimal," ujar Zaenal Fanani.
Dia menambahkan, para petani bisa menangkap tikus sebanyak-banyaknya di areal persawahan, kecuali tikus anakan yang baru lahir. Selanjutnya, hasil tangkapan tikus itu bisa diserahkan kepada kelompok tani masing-masing desa yang mengikuti program lomba ini untuk didata.
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi
"Selanjutnya, kelompok tani akan mengumpulkan ekor tikus yang terbeli kepada Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Kecamatan Kanor," pungkasnya. (nur/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News