Cak Imin Mau Bicara dengan Jokowi Soal Menteri Lepas Jabatan Parpol

Cak Imin Mau Bicara dengan Jokowi Soal Menteri Lepas Jabatan Parpol Cak Imin dalam suatu acara PKB. Foto: indopos

JAKARTA(BangsaOnline)Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar akan melakukan pembicaraan khusus dengan koalisi pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla terkait keinginan agar menteri yang dipilih dari partai politik melepas jabatannya di partai. Menurut Muhaimin, sah-sah saja seorang menteri masih menjabat secara struktural di partai.

"Soal mundur atau tidak mundur, nanti akan kita bicarakan khusus dengan Pak pada September. Tapi prinsipnya, siapa pun yang menjadi menteri harus konsentrasi pada bidangnya," kata Cak Imin (panggilan akrab Muhaimin) saat ditemui di acara Halaqoh Kebudayaan Islam Nusantara dalam rangka Pra-Muktamar PKB di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2014).

Baca Juga: Menteri Rame-Rame Minta Tambah Anggaran, Cak Imin Rp 100 T, Maruar Rp 48,4 T, Menteri Lain Berapa T

mencontohkan dirinya dapat menjalankan tugas rangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi maupun Ketua Umum PKB. Ia mengaku selalu memberikan fokus seratus persen pada tugasnya sebagai menteri. Untuk urusan partai, Muhaimin mendelegasikannya kepada wakil ketua umum, sekretaris jenderal, atau beberapa fungsionaris lain di bawahnya.

Oleh karena itu, mendukung bila kader-kader partai diberi jabatan sebagai menteri pada kabinet -JK pada periode 2014-2019 mendatang. "Tentu kita semua mendukung kalau kader partai yang dipilih menjadi menteri," kata Muhaimin.

Sebelumnya, berkeinginan agar menteri yang dipilih dari parpol harus melepas jabatannya di partai tersebut. "Kalau saya (pribadi) ingin agar yang menjadi menteri itu lepas dari partai politik," ujar seusai rapat bersama Tim Transisi -JK di Kantor Transisi, Sabtu (9/8/2014).

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Tadi (Rabu, 20/8/2014) juga mengungkapkan bahwa rencana bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat dalam koalisi pihaknya sudah menemui titik terang. "Titik terang," ujar di kantor Balaikota, Jakarta.

Namun, tidak mau menjawab lebih jauh ketika ditanya soal rencana koalisi itu. Ia juga tak menjawab saat ditanya apakah hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turut menjadi bahan pertimbangan koalisi.

"Masih dalam proses," ujar .

Baca Juga: Hadiri Kampanye Akbar Luluk-Lukman di Gresik, Cak Imin akan Sanksi Anggota DPRD yang tak Bergerak

Wacana penambahan koalisi pertama kali diungkapkan . "Saya ngomong apa adanya, ya. Kemungkinan PAN dan Demokrat (bergabung)," ujar . Kubu -JK merasa perlu mendapat tambahan dukungan parpol agar mayoritas di parlemen. Pasangan -JK didukung oleh empat parpol, yakni PDI Perjuangan (109 kursi DPR), Partai Nasdem (35 kursi DPR), Partai Kebangkitan Bangsa (47 kursi DPR), dan Partai Hanura (16 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 207 kursi DPR.

Adapun pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh lima parpol yang lolos ke DPR, yakni Partai Gerindra (73 kursi DPR), Partai Golkar (91 kursi DPR), Partai Amanat Nasional (49 kursi DPR), Partai Persatuan Pembangunan (39 kursi DPR), dan Partai Keadilan Sejahtera (40 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 292 kursi DPR.

Adapun Partai Demokrat memperoleh 61 kursi DPR. Peta koalisi diyakini berbagai pihak akan berubah setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan gugatan hasil Pilpres yang diajukan Prabowo-Hatta.

Sumber: kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO