GRESIK, BANGSAONLINE.com - Calon wakil gubernur Jatim nomor urut 1 Emil Elestianto Dardak melakukan kunjungan ke PT. Polowijo Gosari Group, Gresik, Rabu 4 April 2018. Dalam kunjungannya ke perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pupuk dan tambang dolomit ini, Emil langsung disambut oleh Founder PT. Polowijo Gosari Group, A. Djauhar Arifin beserta putra-putranya.
Dalam kunjungannya, doktor ahli pengembangan wilayah dan infrastruktur ini memaparkan tentang arah industri masa depan Jawa Timur terutama di daerah pesisir utara Jawa Timur agar mengutamakan nilai tambah (added value) dan reekspor.
Baca Juga: Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan, Puluhan Ribu Masyarakat Siap Kawal Suara Khofifah-Emil
Menurut orang nomor satu di Trenggalek ini, Polowijo merupakan perusahaan yang berkembang luar biasa dan mampu menjadi katalis pembangunan wilayah.
"Di sini saya mendapatkan gambaran yang luar biasa tentang kekuatan terbesar dari sebuah bangunan besar adalah entrepreneur dari masyarakatnya dan Polowijo bisa berkembang menjadi grup yang luar biasa di capital market dan potensi ke depan yang mana sudah menembus batas-batas perusahaan bahkan sudah menjadi katalis pembangunan wilayah," tuturnya.
Doktor termuda Jepang ini menuturkan jika perekonomian Jawa Timur ingin benar-benar maju, maka tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah semata namun juga melibatkan sektor swasta.
Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik
"Jawa Timur memiliki PDRB 2018 triliun dan anggaran Pemprov 30 triliun. Jika dihitung dari total anggaran kabupaten kota yang ada di Jawa Timur kurang lebih berkisar di angka 200 triliun atau kurang lebih 10 persen dari PDRB. Seharusnya bisa lebih lagi bagaimana kemudian katalisnya ini benar-benar sektor swasta," tuturnya.
Lebih lanjut suami artis Arumi Bachsin ini mengatakan industri ke depan juga harus bertumpu pada nilai tambah dan reekspor. Ia mencontohkan dolomit yang diproduksi oleh PT. Polowijo Gosari Group merupakan inovasi yang mampu menjadi pupuk organik, bahkan komponen pesawat terbang yang mampu mendorong industri yang memiliki multiplier efek ke sektor lain.
"Inovasi dan nilai tambah ini penting seperti dolomit mendorong industrialisasi multiplier efek yang luar biasa karena mendorong pupuk yang berkualitas tinggi kemudian mendorong sektor pertanian," ungkap Emil.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Tidak hanya itu pemerintah ke depan harus menjadi katalis inovasi dan orkestrator industri di Jawa Timur. Orkestrator ini berfungsi mensinergikan berbagai potensi industri yang ada di Jawa Timur, salah satu contoh upaya tersebut adalah belanova. Belanova atau belanja inovasi daerah adalah memanfaatkan peraturan pemerintah tentang inovasi dimana APBD ini bisa kita manfaatkan sebagai katalis inovasi.
Emil juga memaparkan permasalahan Jawa Timur tentang tingginya impor bahan baku industri. Ke depannya Emil ingin mendorong arah industri Jawa Timur adalah reekspor, karena pasar market Asean masih sangat besar dengan jumlah penduduk 600 juta.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
"Apa yang harus didorong oleh Jawa Timur sebisa mungkin reekspor. Kalaupun kita banyak mengimpor bahan baku katakanlah 60 persen untuk memenuhi market yang memang masif di Jawa termasuk Jawa Timur dengan 40 juta penduduk namun kita juga reekspor ke luar misalnya ke Malaysia, negara-negara Asean, dengan market Asean yang berjumlah 600 juta jadi reekspor menjadi penting," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News