PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dalam dua bulan terakhir tepatnya Januari-Februari 2018, warga Pasuruan yang positif terserang penyakit Tuberkulosis (TBC) lumayan besar. Dari catatan yang dimiliki BANGSAONLINE.com terdapat sekitar 200 orang positif terserang TBC.
Jika dikomparasikan dengan tahun 2017 silam, jumlah masyarakat yang menderita TBC lebih rendah. Namun, ada kemungkinan angka tersebut akan bertambah mengingat temuan Dinkes soal kasus TB tahun 2018 baru di triwulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Gus Mujib Janjikan Program UHC Berlanjut Jika Terpilih Jadi Bupati Pasuruan
“Kami berusaha untuk mengeliminasi rentetan kasus tersebut,” kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pasuruan Agus Eko Iswahyudi.
Menurut Agus, TBC merupakan penyakit yang cukup berbahaya.pasalnya penyakit yang disebabkan oleh virus. Para penderita mengalami batuk yang tak kunjung sembuh, juga bisa menyebabkan penderita meninggal dunia jika lambat dalam penanganannya.
Ia menjelaskan, jumlah kasus TBC di Kabupaten Pasuruan Tahun 2017 lalu sebanyak 2.393 kasus. Dari jumlah itu, jumlah penderita yang positif Bakteri Tahan Asam atau BTA (+) sebanyak 886 penderita.
Baca Juga: Pjs Wali Kota Pasuruan Resmikan Klinik Pratama Biomedilab, Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan
Untuk pengobatannya memang membutuhkan waktu yang cukup panjang yakni sekitar enam bulan. “Dan itu tidak boleh terputus. Supaya, benar-benar bisa sembuh,” ucapnya.
Agus menambahkan, di Pasuruan sendiri penderita TBC memang kebanyakan sembuh. Yang meninggal dunia sebanyak 73 penderita di tahun 2017,mereka rata-rata berusia lansia dan menderita penyakit.
"Yang perlu diwaspadai adalah penularan penyakit TBC kepada orang lain memang mudah. Karena melalui percikan ludah yang terbawa oleh udara. Mereka yang daya tahan tubuhnya kurang bagus mudah sekali terserang kuman mycobakterium tuberculosis ini," terang Agus.
Baca Juga: Angka Stunting Pasuruan Turun, Sekarang di Angka 7,21 Persen
Ciri-ciri penderita TBC, lanjutnya, bisa dilihat dari batuk berdahak yang tak kunjung sembuh selama dua minggu. Kecenderungannya, dahak yang dikeluarkan bercampur dengan darah.
Sesak nafas atau sering merasa nyeri di dada, serta berkeringat ketika malam hari menjadi gejala penyakit yang menyerang paru-paru ini.
"Juga penurunan nafsu makan secara drastis serta sering mudah demam dan badan mudah lemas, juga menjadi gejala lainnya," ungkapnya.
Baca Juga: Pemkab Pasuruan Lanjutkan Pembangunan Labkesda Tahap II
Untuk mencegah penularan penyakit TBC, Agus memberikan beberapa solusi yakni, dengan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar.
"Di samping itu, perlu juga menghindari kontak dengan penderita penyakit TBC aktif, memperbaiki pola hidup dan makan sehat serta bergizi. Serta pemberian Vaksinasi BCG," tandasnya. (bib/par/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News