Angka Stunting Pasuruan Turun, Sekarang di Angka 7,21 Persen

Angka Stunting Pasuruan Turun, Sekarang di Angka 7,21 Persen Dokter Ani Latifah, Kadinkes Pasuruan saat pemaparan dalam acara Ngopi Bareng.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Angka stunting di Kabupaten Pasuruan turun di angka 7,21 persen. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dr. Ani Latifah saat kegiatan ngopi bareng bersama Pj. Bupati , di pendopo bupati.

“Awalnya angka stunting di Pasuruan 8,81 persen, terakhir 7,21 persen," kata Ani kepada BANGSAONLINE.com usai acara, Jumat (12/01/2024).

Baca Juga: Khofifah Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Pasuruan

Dia menjelaskan, angka itu hasil terakhir yang diambil pada bulan Agustus 2023.

Dalam pencegahan stunting, Pemkab Pasuruan terus melakukan action agar Pasuruan menjadi zona bebas dari stunting. Antara lain dengan mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat, baik dari faktor makanan atau lingkungan tempat tinggal.

"Pencegahan ini butuh melibatkan stakeholder yang ada di Kabupaten Pasuruan. Misal tempat tinggal mereka yang sudah tidak layak, itu juga pengaruh kesehatan dan terjadinya stunting," katanya.

Baca Juga: DPRD Kabupaten Pasuruan Sahkan APBD Tahun Anggaran 2025 Rp3,9 Triliun

Menurutnya, dinas sosial juga berperan dalam mensuport bantuan-bantuan mereka. Termasuk dinas kominfo berperan sebagai publikasi untuk menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka mengikuti perkembangan stunting yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Ani mengungkapkan, terobosan yang sudah digencarkan dinkes yakni menggelar kegiatan sub PIN polio di setiap posyandu. Giat itu terdiri dari dua gelombang putaran. Total posyandu yang ada di 24 kecamatan dan 365 desa dan kelurahan dilibatkan.

"Sasaran polio itu usia 0 hingga 7 tahun. Untuk putaran pertama, bulan Januari di mulai tanggal 15 hingga 21 Januari. Kemudian gelombang putaran kedua tanggal 19 hingga 25 Februari," terang dia.

Baca Juga: Manajer Persekabpas Sebut Pemkab Pasuruan Tak Serius Jalani Inpres 3/2019

Fasilitas vaksin polio tidak harus di posyandu, tetapi juga di puskesmas, polindes, ponkesdes, dan pusat kesehatan lainnya yang terdekat, masyarakat bisa memperoleh sub polio tersebut.

"Jadi penanganan stunting ini semua stakeholder harus sinergi dalam pencegahan ini. Kami juga mengajak kepada masyarakat agar bisa memanfaat kesempatan ini," pungkas Ani. (afa/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO