SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Haryo Anggit (20) mahasiswa jurusan PGSD UM (Universitas Negeri Malang) ini menunjukkan kreativitasnya lewat lukisan dari pasir pantai dan bangunan. Meski tren sudah berubah, Haryo mengungkapkan tak takut lawan arus dan harus lebih inovatif.
Berawal dari kegemaran melukis sejak SMA, usaha lukis pasir milik Haryo kini mulai banyak diminati. Sudah lebih dari 2 tahun berjalan, Haryo mengaku jika seni lukis pasir merupakan suatu hal yang unik dengan bahan yang mudah di dapat tanpa takut kekurangan stok.
Baca Juga: Pantatnya Diremas Penonton, Biduan di Sragen Lapor Polisi
“Iya soalnya buat tren yang beda kak, terus menurutku lukisan dari pasir itu unik, juga bahannya mudah didapat dan stoknya tidak akan habis,” ucapnya.
Ketika ditanya mengenai peluang bisnis di bidang usahanya, Haryo menegaskan bahwa ia tidak takut untuk melawan arus. Meski lukis pasir sudah tidak menjadi tren saat ini, ia tetap melanjutkan usahanya. Tak hanya menerjang arus membabi buta, ia menuturkan bahwa akan terus berinovasi dan berkreasi sehingga usahanya tidak tenggelam begitu saja.
“Bagi saya, malah kita harus berani melawan arus. Harus berani berbeda, meski begitu juga harus dengan pertimbangan. Misalnya saya juga selalu memperbaiki kualitas produk dan selalu memberi inovasi lebih,” ujarnya.
Baca Juga: Kirim Lima Lukisan ke Jepang , Siswi SDN Junrejo 2 Kota Batu Raih Prestasi Internasional
Mahasiswa jurusan PGSD UM itu menjelaskan, ia mampu membuat sekitar 6 buah lukisan setiap bulan dengan harga 100 ribu per buah, dan hal tersebut sudah disesuaikan dengan permintaan pemesan sebelumnya. Haryo mengambil keuntungan hingga 75% dari setiap lukisan yang dibuat. “Kebanyakan normalnya minta ukuran 12R itu harganya 100,” ungkap Haryo.
Haryo sendiri mengaku jika pembuatan lukisan mampu memakan waktu sekitar 3 hari, dan pasir yang Ia pakai merupakan pasir pantai dan pasir bangunan yang dibeli dari para pengepul. “Pasir yang putih itu dapat dari pantai kak. Kemudian pasir yang hitam itu pasir bangunan tapi pasir pilihan, jadi kualitas pasirnya memang hitam warnanya,” jelas Haryo.
Untuk bahan dasar pembuatan lukis pasir, Haryo menyiapkan bahan seperti lem, kuas, saringan, pigora, pensil, dan beberapa bahan lainnya. Pertama Haryo mengaduk lem dulu dengan ditambahkan air hingga rata. Kemudian membuat sketsa foto sesuai pesanan pada triplek pigora menggunakan pensil.
Baca Juga: Tiga Hari di Turki, Pelukis Sket Hamid Nabhan Jadikan Tempat Peninggalan Bersejarah sebagai Obyek
Lalu ia mulai menguas bagian sketsa yang dibuat tadi dengan lem lalu taburkan pasir dengan menggunakan saringan. Tunggu beberapa menit hingga kering. Berikan lem cair untuk mempererat lem dan tunggu hingga kering, dan Haryo memberikan lem hingga berulang kali agar lukisan tahan lama.
Haryo menyadari jika kelemahan yang dimilikinya saat ini adalah kurangnya pemasaran lukis pasir miliknya. Haryo masih mengandalkan teman-teman dan media online sebagai alat pasar, dan Ia berharap jika suatu saat bisnis lukis pasirnya dapat berkembang lebih besar lagi.
“Ini masih tahap merintis, Insyaallah nanti diseriusin sedikit demi sedikit. Yang menjadi kekurangan saya jadikan PR untuk kelanjutanya jadi akan terus berkembang. Kalau kerja sama pasti sasarannya biar bisa memperlebar usaha. Dan tidak menutup kemungkinan saya akan membuka produk baru atau yg lainya,” jelasnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Optimis PSLI 2022 Jadi Resonansi Bangkitnya Ekonomi Kreatif dan Industri Seni
Untuk pemesanan sendiri, Haryo membuka media sosial untuk lukis pasirnya supaya pemesanan akan lebih mudah dan dapat langsung menghubungi Haryo. (*)
Baca Juga: 3.000 Lukisan Dipamerkan dalam PSLI, Termasuk 17 Lukisan SBY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News