BANGKALAN, BANGSAONLINE.com – Bedah buku 'Rockstar Teacher' karya Asril Novian Alif yang digelar SD Assalam, Bangkalan mendapat sambutan antusias dari kalangan pendidik di Bangkalan. Bedah buku digelar di Komplek Nilam Bangakalan, Sabtu (28/4).
Asril, sang penulis buku "Rocket Teacher" mengatakan, peradaban pandangan dipengaruhi oleh teknologi. Sementara teknologi akan berpengaruh terhadap kehidupan sehari hari.
Baca Juga: Kunker ke SMKN 3 Bangkalan, Anggota DPD Lia Istifhama Disambati Inpassing dan Sertifikasi Guru
“Saat ini zaman gedget. Anak anak sudah mendapatkan ilmu dari gedget melebihi dari ibu atau orng tua. Itu sisi positif dari gedget,” kata Asril.
Ditegaskan Asril sekolah akan terus ada walaupun perkembangan tekologi sedemikian majunya. Dulu sekolah sebagai ilmu pendidikan, tapi untuk ke depan bukan hanya cari ilmu saja, tetap sebagai lembaga pengetahui, keterampilan, dan membangun kerakter.
"Seminar dan bedah buku ‘Rockstar Teacher’, untuk memberikan edukasi bagi guru-guru agar terus update sesuai dengan kondisi zaman. Tentu juga sebagai sekolah model yang perlu diduplikasi oleh sekolah-sekolah lain," kata asril Novian Alif.
Baca Juga: Wujudkan Perguruan Tinggi Global Berbasis Lokal, Rektor UTM Minta Doa ke Ulama dan Kiai se-Madura
Seperti yang dimotori guru di Assalam yang sudah dapat menunjukkan seperti konser musik. Guru harus menjadi roll model bagi siswa-siswi. Guru itu seperti artisnya, sekolah itu panggung, sementara siswa penontonnya.
"Guru harus mampu menciptakan siswanya senang, apa yang diperintahkan diikuti," ujar dia.
Sekolah masa depan harus mampu menciptakan anak didik atau siswanya senang. Bergembira di kelas, tidak mau keluar cepat, cepat pulang. Kalau itu sudah terjadi, tanda rockstar guru sudah mulai terjadi.
Baca Juga: Cegah Korupsi di Dunia Pendidikan, UTM Gandeng ICW
“Energi penonton harus memberikan energi lebih dari rocktsar. Jadi energi pengajar harus merebut dari enargi anak-anak atau siswa,” terang Asril.
"Guru harus mempunyai dua unsur Rockstar Teacher, yaitu lirik dan lagu. Lirik adalah materi keren, lagu adalah bobotnya. Gelombang guru dan anak harus frekuensinya sama. Sama halnya rocker dan penonton harus seirama," tambah dia.
Hj. Juhairiyah senang menyekolahkan cucunya ke SD Assalam dengan digelarnya bedah buku tersebut. Hal itu karena jika sudah pulang sekolah, sudah salat, ngaji selesai dan tidak ada PR. Sebagai nenek dia tidak pusing untuk melakukan pengawasan meski anak-anak sudah bergawai. Tugas nenek hanya tinggal mengajak bermain saja. (uzi/ns)
Baca Juga: Orasi Ilmiah di UTM, Khofifah Dorong Mahasiswa Kreatif dan Kaya Inovasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News