
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Dalam era efisiensi anggaran, perguruan tinggi dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dan cerdas dalam menyesuaikan kegiatan agar dampaknya tetap positif bagi kampus dan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Safi, saat menghadiri pertemuan Penguyuban Universitas Jawa Timur dalam halalbihalal dan rapat kerja, Rabu (30/4/2025).
"Efisiensi anggaran menuntut perguruan tinggi untuk kreatif dan inovatif, sehingga kegiatan akademik, penelitian, dan riset dapat menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa UTM menerapkan kebijakan efisiensi anggaran dengan menentukan skala prioritas berdasarkan dampaknya terhadap masyarakat.
"Apapun kegiatannya harus berbasis dampak ke masyarakat sebagai tolok ukur utama dan prioritas," katanya.
Selain itu, Safi menekankan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran agar efisiensi tidak memberikan dampak negatif, melainkan menjadi stimulus bagi kampus untuk tetap kreatif dan inovatif.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Kelembagaan Dirjen Dikti Kemendiktisaintek, Mukhamad Najib. Ia menyebut efisiensi anggaran harus diiringi dengan peningkatan relevansi digital, serta penyesuaian kegiatan akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan di masing-masing wilayah perguruan tinggi.
"Kita harus fokus pada mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh wilayah perguruan tinggi masing-masing," ucapnya.
Ditegaskan olehnya, perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju dan berdaulat yang berkelanjutan. Menurut dia, untuk mencapai visi tersebut, diperlukan peneliti berbakat yang lahir dari universitas.
Halalbihalal dan rapat kerja ini juga dihadiri sejumlah pejabat pemerintah, dan jajaran rektor dari berbagai universitas di Jawa Timur. (uzi/mar)