JEMBER (bangsaonline) - Ketua Hiswana Migas Beny Satria meminta aparat kepolisian mewaspadai penimbunan bahan bakar minyak (BBM) yang dilancarkan penimbun dengan cara ‘kreatif’. Seperti aksi penimbunan yang menggunakan kendaraan yang sudah dimodifikasi.
Beny mengatakan, kelangkaan BBM yang terjadi beberapa terakhir ini menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat, selain kepanikan secara massal. Masyarakat beranggapan BBM langka karena pemerintah akan menaikkan harga.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Menurut Beny, kondisi seperti itu rawan dimanfaatkan orang yang memiliki uang banyak, yakni menimbun BBM sebelum harga naik. BBM yang sudah ditimbun nantinya akan dijual lagi dengan harga, tentu saja, jauh lebih tinggi dari modal saat membeli. “Rawan sekali dengan orang mengambil keuntungan besar,” ujarnya, Jumat (29/8).
Saat ini, lanjut Beny, kecenderuangan itu sudah muncul. Di kelas pedagang eceran saja, banyak pedagang menjual bensin atau premium dengan harga melebihi kondisi normal, yakni Rp 8.000 hingga Rp 10 ribu per botol. Padahal, harga premium sebenarnya hanya Rp 6.500 per liter. “Karena itu aparat kepolisian diminta lebih waspada mengawasi setiap SPBU,” tandasnya.
Aksi penimbunan dengan menggunakan kendaraan yang sudah dimodifikasi memang sering terjadi di beberapa daerah, termasuk di Jember. Tahun lalu Polres Jember pernah menangkap sebuah bus yang dimodifikasi sedemikian rupa untuk membeli BBM dalam jumlah besar. Bus dimodifikasi dengan cara mengganti semua tempat duduknya dengan tangki berukuran besar.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News