SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo meminta tiga pilar plus untuk ikut serta memberantas narkoba di daerah. Tiga pilar plus tersebut adalah babinsa, bhabinkamtibmas, kepala desa plus tokoh masyarakat yang tersebar di 8501 desa/kelurahan di Jatim.
“Kami usul, tiga pilar yang ada di kabupaten/kota untuk dilibatkan dalam pemberantasan narkoba. Mereka memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dalam mendeteksi permasalahan masyarakat, salah satunya narkoba,” jelas Pakde Karwo, sapaan Gubernur Jatim, saat menerima kunjungan kerja Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Heru Winarko di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (8/5).
BACA JUGA:
- Khofifah Beberkan Langkah Jitu agar Calon Dokter Spesialis Terhindar dari Depresi
- Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
- Posko Siaga Musim Lebaran BPBD Jatim Berakhir Pukul 24.00 WIB Hari ini
- Berangkatkan Ratusan Peserta Balik Kerja dari Surabaya, BPKH Sediakan 20 Armada
Keberadaan tiga pilar plus tersebut, lanjut Pakde Karwo, dinilai sangat efektif dalam mendeteksi berbagai macam persoalan masyarakat di daerah mulai dari mewujudkan kenyamanan, kedamaian, terorisme hingga narkoba di Jatim
Pakde Karwo menjelaskan, tiga pilar plus yang ada di Jatim telah memiliki protap yakni segala permasalahan yang timbul di daerah cukup diselesaikan di tingkat kelurahan/desa atau maksimal satu tingkat di atasnya. Tidak perlu sampai ke kabupaten/kota.
Terkait dengan pencegahan bahaya narkoba di Jatim, Pakde Karwo menawarkan agar pasien (korban) dari narkoba bisa ditangani di tingkat puskesmas. Alasannya, terbatasnya jumlah rumah sakit yang bisa membantu rehabilitasi pemulihan korban narkoba, serta banyak dari korban narkoba yang tidak mau melaporkan anggota keluarganya yang terkena narkoba ke rumah sakit.
“Pertemuan ini sangat produktif. Kami memilki infrastruktur mulai dari puskesmas dan lahan yang digunakan sebagai rehabilitasi narkoba. Jatim juga memiliki 3.232 ponkesdes di desa dan SDM yang kompeten. Jadi untuk melakukan pendampingan dirasa sangat cukup,” ungkapnya.