Kisah Orang Rantau yang Menggeluti Usaha Bengkel Tambal Ban di Pacitan

Kisah Orang Rantau yang Menggeluti Usaha Bengkel Tambal Ban di Pacitan Jumeno, sudah berpuluh tahun menekuni usaha bengkel tambal ban. foto: Yuniardi/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Jumeno merupakan salah satu pria yang membuka usaha bengkel tambal ban di . Sudah hampir 35 tahun lebih pria kelahiran Pekanbaru Provinsi Riau ini menekuni usaha tersebut.

Menurutnya, meski harus bermandikan peluh dan gemuk (kotoran bekas oli), namun pekerjaan tambal ban sangat mulia. Sebab, dengan jasa keahliannya mereparasi ban sangat membantu masyarakat.

Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4

"Coba kalau sampai tidak ada bengkel seperti ini (tambal ban, Red), bagaimana kalau seandainya ada kendaraan yang kempes bannya, pasti kesulitan, bukan?," tutur pria kelahiran 1961 silam tersebut, Sabtu (23/6).

Meski dengan hasil tak seberapa, namun menurut Eko, begitu sebutan akrab dari Jumeno, ia bisa menghidupi keluarganya. Bahkan sejak Tahun 1983 silam, usaha menambal ban kendaraan yang kempes sudah dilakoninya. Suka dan duka datang silih berganti. Akan tetapi dengan modal keuletan dan ketelatenannya, ia sanggup melewati semua ujian hidup.

"Alhamdulillah dengan usaha tambal ban ini, kami sekeluarga bisa bertahan hidup. Begitupun bisa memiliki rumah, meski sangat sederhana. Itu bukti dari kerja keras saya selama ini," ceritanya polos.

Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...

Lebih lanjut, Eko mengungkapkan, jauh sebelum membuka usaha bengkel tambal ban di , ia mengaku pernah merintis usaha tersebut di Jakarta. Ganasnya kehidupan di kota metropolitan lama dijalaninya. Sampai pada suatu hari, ia pun harus melepas masa lajangnya dengan seorang gadis asal Kecamatan Tulakan, .

"Sejak saat itulah saya bermigrasi ke dan tinggal menetap sambil melanjutkan usaha bengkel tambal ban. Pada saat itu masih sepi usaha jasa tersebut. Bisa dibilang mungkin hanya saya, satu-satunya bengkel tambal ban yang buka sampai malam. Bahkan tak jarang saat tengah malam saya dibangunkan orang karena ban kendaraannya kempes," jlentrehnya.

Menurut Eko, untuk satu kali tambal ban kendaraan roda dua ia menarif Rp 10 ribu. Sedangkan untuk satu ban mobil, ia menarif Rp 15 ribu, baik jasa tambal biasa maupun tubeless. "Ya kita lihat juga kondisi konsumen Mas (wartawan). Kadang juga sering tidak saya tarik biaya, terutama anak sekolah yang kebetulan ban motornya kempes," tukasnya. (yun/ns)

Baca Juga: Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO