Tafsir Al-Isra 5: Pemimpin Negara Islam, Jadilah Tentara Tuhan

Tafsir Al-Isra 5: Pemimpin Negara Islam, Jadilah Tentara Tuhan Ilustrasi: Pertemuan menteri luar negeri dan diplomat dari 53 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .   

Fa-idzaa jaa-a wa’du uulaahumaa ba’atsnaa ‘alaykum ‘ibaadan lanaa ulii ba'sin syadiidin fajaasuu khilaala alddiyaari wakaana wa’dan maf’uulaan (5).

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Di atas telah dijelaskan, bahwa di tengah-tengah bangsa Israel sedang berkejam-kejam membunuhi umat islam, Allah SWT mengutus hamba-hamba pilhan-Nya yang berkekuatan dahsyat, "ulii ba'sin syadiidin" yang mampu menghentikan kekejaman mereka.

Ada tiga kajian terkait makna dari terma yang ada pada ayat studi ini. Pertama, kata "ibad" (‘ibaadan lanaa). Bentuk jamak dari kata "abd". Ini mengisyaratkan sebuah gabungan dari banyak hamba yang dipilih Tuhan. Jaman now, hamba-hamba itu tidaklah tokoh perorangan seperti dulu.

Dunia yang kini tertata dalam negara-negara berdaulat, idealnya adalah pemimpin negara-negara yang mempunyai kepedulian terhadap kemanusiaan. Pemimpin yang menghargai martabat bangsa, membenci arogansi dan mencintai kedamaian. Lebih khusus lagi adalah pemimpin yang punya rasa ukhuwwah sesama umat islam Pelestina.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Dari sisi kesamaan keimanan, ini kewajiban pemimpin negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan negara-negara Timur Tengah. Inilah yang seharusnya keluar dan menampakkan diri sebagai "‘ibaadan lanaa". Bangsa yang dipilih Allah SWT untuk bertindak dengan segala kemampuan demi mengehentikan kekejaman Israel dan para negara kroni yang membantu.

Kedua, "ulii ba'sin syadiidin". Kumpulan hamba-hamba Allah yang mempunyai kemampuan dahsyat. Kalimat ini mengisyaratkan, bahwa Israel memang mempunyai kekuatan yang cukup komplek, baik dari diri sendiri maupun dari negara kroni. Makanya, untuk bisa mengalahkan mereka harus ada gabungan dari hamba-hamba Allah yang mempunyai kekuatan di atas mereka. Tidak sekadar punya daya gempur "ba's", tapi juga "syadiid", dahsyat dan tuntas.

Kekuatan Israel ada pada dua sektor, pertama, kekuatan militer. Sesuai karakternya yang arogan, mereka kejam dan tega membunuhi siapa saja yang merintangi jalannya. Ini nyata dan dunia tidak bisa membantah. Kedua, ada pada tingkat intelektualnya.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Telah ditakdirkan dari sononya, bahwa bangsa Israel, Yahudi Israel itu pintar-pintar dan cerdas-cerdas. Allah memilih mereka sebagai hamba intelektual papan atas, walaqad ikhtarnahum 'ala 'ilm 'ala al-'alamin" (al-Dukhan: 32). Sayang kepintaran mereka itu bukan untuk kebaikan, bukan untuk memberi manfaat pada kemanusiaan secara umum, melainkan untuk ego dan nafsu sendiri. (*)

Sumber: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO