SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sektor koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jatim sudah berada di jalan lurus dan tepat atau ihdinas shirotul mustaqim dalam mendorong perekonomian Jawa Timur. Ini dibuktikan dengan berbagai fakta yang menunjukkan besarnya kontribusi sektor tersebut bagi kemajuan perekonomian di provinsi ini.
Demikian Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo dalam sambutannya pada acara Opening Ceremony 6th Koperasi dan UMKM Expo 2018 yang mengangkat tema “Peran Generasi Muda Koperasi dan UMKM Menghadapi Fenomena Ekonomi Millenial Menuju Revolusi Industri 4.0” di lantai 3 Convention Hall Grand City Mall Surabaya, Rabu (15/8) siang.
Baca Juga: Dampingi Presiden Cek Harga di Pasar, Pj. Gubernur Jatim Pastikan Harga Bapok Terkendali
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim menambahkan, salah satu kontribusi Koperasi dan UMKM Jatim tsb tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi ini. Dimana pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I Tahun 2018 mencapai 5,57% dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp. 544,44 triliun.
“Kondisi ini dicapai karena dukungan dari koperasi dan UMKM di Jatim. Dari 31,7 ribu koperasi yang ada di Jatim, dapat menghasilkan volume usaha sebesar Rp. 13,35 triliun dan SHU sebesar Rp. 3,35 triliun” katanya.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Jatim, lanjutnya, juga mengalami peningkatan yang signifikan, yakni pada tahun 2012, UMKM mampu berkontribusi terhadap PDRB sebesar 54,98 persen. Dengan asumsi ceteris paribus, maka kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim pada tahun 2016 sebesar 57,52 persen.
Baca Juga: Mampir ke Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy, Khofifah Kagum dan Ajak Masyarkat Beli Produk UMKM Jatim
Kemudian, UMKM di Jatim juga memberikan kontribusi besar terhadap realisasi penanaman modal. Hal ini dilihat dari realisasi investasi Jatim pada Tahun 2017 sebesar Rp. 152,39 triliun, sementara pada semester I Tahun 2018 sebesar Rp 95,95 triliun, meningkat 22,87 persen dari periode yang sama pada tahun 2017.
Dari data tersebut, pada tahun 2017 kontribusi PMDN Non Fasilitas mencapai 56,34 persen, dan pada semester I Tahun 2018 ini meningkat menjadi 74,36 persen. Ini menandakan UMKM mendominasi PMDN Non Fasilitas dan menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jatim di tengah perekonomian global yang dinamis.
Peningkatan tsb, lanjut Pakde Karwo, sejalan dengan melesatnya pertumbuhan UMKM di Jatim, yang berdasarkan sensus ekonomi nasional, populasi UMKM Jatim mengalami pertumbuhan signifikan, dari 6,8 juta pada yahun 2012, meningkat jadi 9,59 juta pada 2017. “Dari 9,59 juta UMKM tersebut, sebanyak 4,61 juta UMKM di sektor non pertanian, dan 4,98 juta UMKM di pertanian” ujar Gubernur kelahiran Madiun ini.
Baca Juga: Pj. Gubernur Jatim Bahas Peluang Kerja Sama dan Ajakan World Trade Conference dari Dubes Peru
Pertumbuhan sektor koperasi dan UMKM ini, imbuh Pakde Karwo, juga membawa dampak positif bagi penurunan angka pengangguran dan angka kemiskinan di Jatim. Ini karena sektor tersebut mampu menyerap 18,95 juta tenaga kerja. Jika dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada yaitu sebanyak 20,16 juta, maka lebih dari 90 persen angkatan kerja diserap oleh UMKM. (ian/yul/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News