SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) memutuskan untuk mengalihkan bakti sosial di kawasan Maluku Barat Daya menuju Donggala, Sulawesi Tengah, untuk membantu para korban tsunami dan gempa. RSTKA berangkat dari Alor menuju Makassar, Sabtu (29/9).
"Kami anggap Palu dan Donggala lebih membutuhkan bantuan sehingga kami putuskan untuk putar haluan menuju Donggala," kata dr. Agus Harianto, SpB, direktur RSTKA yang dari pelabuhan Alor sebelum bertolak menuju Donggala, seperti rilis yang diterima BANGSAONLINE.com, Senin (1/10).
BACA JUGA:
- Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Antaralumni dengan Almamater, IKA Unair Australia Diresmikan
- Tingkatkan Daya Beli Masyarakat saat Ramadan, Khofifah Gelar Pasar Murah untuk Warga Lumajang
- Rayakan HUT ke-70, GMNI Airlangga Bahas Pragmatisme Gerakan
- Unair Kaji Sanksi 2 Dosen yang Digerebek Polisi di Apartemen
Agus menjelaskan, sesuai dengan renacana, RSTKA akan mengadakan misi kemanusiaan dengan memberikan pelayanan dokter spesialis pada masyarakat yang tinggal di kawasan pulau-pulau perbatasan di kawasan Indonesia Indonesia Timur. Kegiatan tersebut sudah dimulai sejak tanggal 19 September lalu dan rencanannya akan berakhir 3 November 2018.
Pulau yang akan dijadikan lokasi kegiatan sosial meliputi Pulau Nusa Penida, Alor, Lirang, Wetar, Kisar, Leti, Moa, Lakor, Luang Barat, Luang Timur, Sermata, Babar, Banda, dan terakhir Wakatobi. Yang sudah dilakukan bakti sosial dengan lancar dan sukses yaitu Nusa Penida dan Alor.
Namun, rencana itu berubah seketika mengingat adanya bencana yang terjadi di Palu dan Donggala. Pihak RSTKA memutuskan untuk putar haluan menuju Donggala mengingat di sana ada bencana yang lebih membutuhkan penanganan cepat.
Dari Alor menuju Donggala berjarak 730 mil yang diperkirakan memakan waktu antara 3 sampai 4 hari.