
LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Saat ini para petani cabai di Dusun Sukorejo Desa/Kecamatan Sukorame Lamongan mulai memasuki panen raya.
"Kita patut bersyukur kepada Allah, karena di musim saat ini petani di Lamongan masih diberi panen yang melimpah berupa cabai dan tanaman holtikultura lainya," ujar Bupati Lamongan Fadeli saat panen raya cabai merah di dusun Sukorejo Desa/Kecamatan Sukorame Lamongan, Rabu (28/11) sore.
Fadeli berharap wilayah Lamongan selatan menjadi kawasan tanaman holtikultura. "Saya berharap ada sentra-sentra khusus, karena Lamongan memiliki keanekaragaman tanaman produktif yang berlokasi di berbagai tempat. Sukorame bisa menjadi kawasan Holtikultura, biar lebih fokus karena tanaman yang ada jenisnya Holtikultura. Ada cabai, tomat, brambang, melon, dan lainya," ujar Fadeli.
Pantauan BANGSAONLINE.com, Bupati menghadiri panen raya cabai di lahan seluas 5 hektar yang terletak di hamparan sawah seluas 14 hektar. Di hadapan Bupati, Mina (30), salah satu petani mengaku jika saat ini harga cabai relatif stabil di kisaran Rp 20 - 25 ribu per kilogram. "Alhamdulillah, tahun ini hasil panen cabai lumayan bagus. Harganya pun masih tergolong cukup stabil," katanya.
Menurut Mina, bercocok tanam komoditi cabai tergolong cukup rumit bila dibandingkan bercocok tanam jenis sayuran lainnya. Karena, tanaman cabai perlu perawatan yang rutin seperti pemberian pupuk, penyiraman, hingga penjagaan tingkat keasaman lahan yang harus stabil.
"Kalau tanamannya bagus, perawatannya terjaga, biasanya komoditi cabai lebih kurang 80 hari atau dua bulan lebih, sudah bisa dipanen," jelasnya.
Ditambahkan Mina, untuk satu kali panen raya pihaknya mampu memenuhi kebutuhan dan biaya hidup sehari-hari. "Setiap kali panen, bisa mendapatkan keuntungan Rp 5 Juta-8 Juta, dan itu masih bisa panen lagi," ujarnya seraya mengatakan sawah miliknya kurang dari 1 hektar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, Ir Rudjito, mengatakan pihaknya terus mendorong petani untuk melakukan inovasi yang mengarah untuk meningkatkan kesejahteranya.
"Ini bukti bahwa petani di Wilayah Sukorame pekerja keras sehingga mampu menciptakan lahan produktif skala luas, khususnya tanaman holtikultura. Dan kini mereka bisa merasakan hasilnya," pungkasnya. (qom/rev)