Sudah Sepekan, Warga Tuban Berburu Enthung Jati, Bisa Dijual atau Dimasak untuk Lauk Makan

Sudah Sepekan, Warga Tuban Berburu Enthung Jati, Bisa Dijual atau Dimasak untuk Lauk Makan Parmiah, salah satu warga saat berburu enthung. Inset, penampakan enthung.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Warga Kabupaten Tuban yang bertempat tinggal di sekitar Hutan Jati tengah berburu enthung atau kepompong. Hal ini sudah dilakukan dalam sepekan ini.

Seperti yang dilakukan Parmiah (32) warga Semanding, Kabupaten Tuban. Saat ditemui di sekitar pohon Jati yang tidak jauh dari rumahnya, Rabu (12/12), ia mengatakan bahwa aktivitas berburu enthung itu dilakukannya hampir setiap hari. Tak sendiri, ia biasanya berburu bersama tetangganya.

Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu

Rata-rata ia mendapatkan enthung 1 hingga 1,5 kilogram dari hasil berburu setengah hari. Musim enthung memang setiap setahun sekali, tepatnya pada awal musim hujan.

"Setelah turun dari pohon, ulat tersebut akan berubah menjadi kepompong. Pada saat itulah banyak warga yang memburu ulat Jati itu," ujar Parmiah.

"Ada yang dijual dan dimasak sendiri. Jika ada pembeli yang langsung ke lokasi terkadang langsung dijual dengan harga 1 kilogram Rp 90.000,-. Sedangkan bila dimasak rata-rata dibuat lauk dengan cara ditumis," imbuh Parmiah saat ditanya kegunaan enthung tersebut.

Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar

Terkait hal ini, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban, Endah Nurul K mengimbau agar warga memasak enthung dengan sempurna apabila hendak mengonsumsinya. Sebab, meski mengandung protein yang sangat tinggi, enthung yang memiliki nama ilmiah Hyblaea Puera itu dikhawatirkan menimbulkan efek samping.

“Enthung Ulat Jati ini bukan termasuk metamorphosis dari ulat beracun. Meski begitu, harus dimasak hingga benar-benar matang," tegasnya.

Ia juga mengimbau agar warga berhati-hati saat bersentuhan dengan ulat tersebut. "Sebab tingkat sensitivitas kulit setiap orang berbeda, ada yang merasa gatal saat bersentuhan, ada juga yang kebal dengan bulu ulat tersebut," paparnya.

Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm

"Tetapi bagi yang tidak mempunyai efek samping malah bisa memperkuat anti bodi tubuh. Karena kandungan protein ulat ini sangat tinggi," jelasnya. (gun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO