SIDOARJO, HARIAN BANGSA - Sudah tiga hari kawasan Kedungrejo, Sidoarjo terendam banjir. Bukannya surut, genangan air justru semakin meluas. Wilayah Bungurasih Tengah, Bungurasih Barat, serta Bungurasih Timur hingga Jumat (18/1) ikut terdampak genangan.
Di pintu masuk Kedungrejo ditutup plang. Selain itu tampak tiga warga berjaga. Setiap pengendara yang hendak masuk langsung diingatkan. "Ditutup karena banjir," cetus Sholeh salah satu warga.
Baca Juga: Cegah Banjir, TMMD Sidoarjo Tinggikan Jalan Lingkungan
Genangan air terlihat semakin meluas. Dua hari lalu, hanya bagian tengah jalan yang terendam. Kemarin, banjir sudah mencapai bibir gang. Ketinggian air berkisar 30 cm. "Hanya warga setempat yang diperbolehkan masuk," jelas dia.
Menurut Sholeh, hujan lebat membuat ketinggian air meningkat. Sepanjang jalan Kedungrejo kini terendam air. Dia menjelaskan, pemkab memang sudah memasang pompa air. Sayangnya tidak berfungsi. "Air tidak bisa dibuang karena sungai Buntung penuh,"terang dia .
Pria 49 tahun itu mengatakan, satu-satunya solusi yaitu normalisasi sungai. Menurut dia, sampah dan sedimentasi membuat sungai tidak optimal menampung air.
Baca Juga: Peduli Warga Terdampak Banjir, PWI Sidoarjo Gelar Baksos
"Kami minta sungai segera dikeruk," katanya.
Tidak hanya Waru, banjir juga merendam kawasan Wage, Taman. Lokasinya di Perumahan Taman Surya Agung. Sudah empat hari genangan menerjang kawasan tersebut. Sebanyak lima RT terendam banjir. Mulai RT 1 hingga RT 5. Ketinggian genangan berkisar 30 cm. Setiap hari tinggi air bertambah. Jalan terendam. Bahkan banjir masuk hingga menggenangi ke rumah warga.
Salah satu rumah yang terendam yaitu rumah milik Widarto. Siang kemarin, dia bersama anaknya, Amanda berupaya mengeluarkan air dari dalam rumah. Sayangnya, langkah itu sia-sia.
Baca Juga: Polsek Tanggulangin Salurkan Bantuan Air Bersih di Desa Terdampak Banjir
"Balik lagi jalan masih penuh air," ujarnya. "Kamis kemarin (17/1) ketinggian air sempat turun. Sekarang banjir lagi," tambah dia.
Banjir menggenangi seluruh ruangan. Mulai dari halaman, ruang tengah, kamar tidur, hingga kamar mandi. Amanda mengatakan, selama banjir, dia dan keluarga terpaksa mengungsi. "Kami tidur di rumah keluar di Sukodono," jelasnya.
Genangan air membuat aktivitas ibadah warga terhambat. Edi Purwoko harus mencincing sarung ketika hendak berangkat salat Jumat. Menurut dia, banjir membuat warga resah. "Saya tidak bisa tidur khawatir air masuk ke rumah," paparnya.
Baca Juga: Tangani Banjir di Sidoarjo, BPBD Jatim Kerahkan Alat Berat
Sementara itu, Kabid Irigasi dan Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM SDA) Bambang Tjatur menjelaskan, genangan di Waru disebabkan air dari lahan pertanian. Setelah digunakan untuk mengaliri sawah, petani membuang air ke sungai buntung. "Ditambah hujan, sungai jadi penuh," jelasnya.
Bambang mengatakan, pompa air dj Kedungrejo sudah ada. Namun belum bisa berfungsi. "Kami kesulitan buang air ke mana," paparnya.
Sedangkan genangan di Wage disebabkan pembangunan gorong-gorong Jalan Tol Surabaya-Sidoarjo. Pembangunan itu menghambat laju aliran air. Pemkab sudah berkoordinasi dengan Dinas PU SDA Jatim.
Baca Juga: Siswa dan Guru Terdampak Banjir di Sidoarjo Terima Bantuan 1.000 Sepatu Boots
"Kami minta Dinas PU SDA Jatim berkirim surat ke kontraktor pembangunan," jelasnya. (cat/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News