
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Banjir yang merendam sejumlah wilayah kota delta berangsur surut. Jalan yang semula ditutup, Selasa (22/1) hari ini sudah bisa dilewati kendaraan. Namun, masih ada beberapa kawasan yang tergenang air.
Jalan Reformasi Tambaksawah misalnya. Dari pengamatan pukul 08.00 kemarin, tampak kering. Genangan tidak lagi memenuhi badan jalan.
Kondisi serupa terlihat di Jalan Raya Tropodo dan Jalan Raya Juanda. Dua hari yang lalu, akses itu dipenuhi air. Pengamatan pukul 09.00 tadi, jalur itu kembali dipadati kendaraan.
Di Jalan Kutuk Sidokare, genangan pun kering. Selain penggunaan pompa air, surutnya air itu juga terbantu hujan tidak mengguyur kawasan Sidokare kemarin. Sedangkan Jalan Raya Porong sudah bisa dilewati kendaraan.
Namun, masih ada beberapa kawasan yang tergenang. Contohnya di Jalan Tambaksawah. Dari pengamatan pukul 08.30, akses penghubung desa Tambaksawah ke Desa Semampir itu penuh air. Ketinggian air mencapai 20 cm hingga 30 cm. "Saya kira genangan sudah kering, ternyata masih tinggi," cetus Rudi Setiawan.
Tingginya genangan itu membuat sepeda motor Yamaha Mio W 3721 AC miliknya mogok. Pria 35 tahun itu terpaksa harus menuntun kendaraanya.
Genangan juga terlihat di Jalan Muncul Gedangan. Tepatnya di belakang Mako Pasmar 1 Gedangan. Ketinggian air mencapai 20 cm. Bentangan air mencapai 100 meter.
Lokasi selanjutnya di Desa Pesawahan dan Candi Pari Porong. Tepatnya di depan kantor Balai Desa. Air tergenang sepanjang 100 meter. Ketinggian air 20 cm. Salah satu warga Desa Pesawahan Misnadi mengatakan banjir di Pesawahan memang menahun. Setiap hujan lebat, air selalu meluap. "Tahun lalu, dua kali Pesawahan banjir," ungkapnya.
Kabid Irigasi dan Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Banbang Tjatur mengatakan, air laut pasang menjadi penyebab. Aliran sungai tertahan. "Dampaknya air tergenang," terangnya .
Dia mengatakan sudah menerjunkan pompa portabel. Dia berharap genangan segera surut. "Kami upayakan secepatnya," jelasnya.
Sementara itu, lemahnya penanganan banjir menjadi perhatian dewan. Wakil Ketua DPRD Taufik Hidayat Tri Yudono mengatakan, pemkab sebenarnya sudah memiliki cara penanganan banjir. Tersusun dalam masterplan penanganan banjir. Sejak tahun 2015, masterplan itu disusun.
Sayangnya, lanjut Taufik, program di dalam master plan itu banyak yang belum terwujud. Misalnya untuk keadaan darurat, dewan meminta pemkab menyediakan pompa air portabel dan rumah pompa. Jumlahnya sesuai dengan titik banjir di Sidoarjo. "Penyediaan belum maksimal," paparnya.
Solusi jangka menengah dengan normalisasi sungai dan pengerukan saluran air. Program itu juga belum maksimal. Karena normalisasi sungai besar seperti Buntung dan Sidokare belum berjalan.
Sedangkan solusi jangka panjang adalah dengan pembangunan embung. Lokasinya di titik langganan banjir seperti Jabon, kota, dan wilayah Bungurasih. Taufik mengatakan, di Bungurasih ada tanah milik pemkab. Luasnya kurang lebih 4 Hektare (Ha). Tanah itu bisa dijadikan embung. "Tapi tidak dibangun," paparnya. (cat/rev)