Sebulan, 4 Warga Blitar Meninggal Akibat Demam Berdarah

Sebulan, 4 Warga Blitar Meninggal Akibat Demam Berdarah Kabid Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Blitar, Krisna Yekti.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mencatat empat penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) meninggal dunia dalam satu bulan. Empat penderita itu meninggal sepanjang 1 hingga 31 Januari 2019. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti.

Empat penderita demam berdarah yang meninggal dunia ditemukan di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Sanankulon, Kademangan, Talun, dan Kanigoro.

Baca Juga: DBD dan Chikungunya Hantui Masyarakat di Kota Blitar saat Musim Hujan

Selain empat penderita meninggal dunia, Dinkes juga mencatat 254 penderita sepanjang Januari 2019.

"Sebelumnya kami mencatat ada tiga penderita meninggal. Kemudian menjelang akhir Januari, kami kembali mendapat laporan ada satu penderita meninggal dunia," Krisna Yekti, Jumat (01/02/2019).

Menurut Krisna, penderita keempat yang menghembuskan nafas terakhir berusia di bawah 15 tahun. Sementara tiga terdahulu, dua di bawah 15 tahun dan satu berusia 28 tahun. Keempatnya sebelumnya sudah mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan. Namun, karena kondisinya sudah parah, keempatnya tak bisa diselamatkan.

Baca Juga: Selama 2021, Kasus DBD di Blitar Turun 50 Persen

"Yang meninggal memang rata-rata usianya di bawah 15 tahun. Hanya satu yang usia dewasa penderita asal Sanankulon yang sudah berusia 28 tahun," papar Krisna.

Diberitakan sebelumnya, Plt Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Endah Woro Utami mengakui adanya peningkatan jumlah pasien rawat inap akibat demam berdarah. Bahkan jumlah peningkatan tahun ini paling banyak dibandingkan jumlah peningkatan selama lima tahun terakhir. Dalam satu bulan ini, RSUD Ngudi Waluyo menerima 50 pasien rawat inap akibat demam berdarah. Rata-rata pasien demam berdarah di RSUD Wlingi yang dirawat karena demam berdarah adalah anak-anak.

"Peningkatan ini dalam lima tahun terakhir paling tinggi. Namun, kami pihak rumah sakit menyediakan tempat tidur ekstra atau dititipkan di ruangan. Yang terpenting pasien harus cepat tertangani," jelasnya.

Baca Juga: Tren DBD di Blitar Menurun Selama Semester Pertama Tahun 2021

Dengan kondisi ini, Pemkab Blitar belum menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Blitar Marhaenis Urip Widodo. Meski begitu, pihaknya melalui Dinas Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus.

Dinas Kesehatan diinstruksikan turun langsung ke masyarakat untuk mencegah penyebaran DBD. Terutama di tiga Kecamatan paling barat dan utara Kabupaten Blitar yang berbatasan langsung dengan Tulungagugung dan Kediri seperti Wonodadi, Udanawu dan Srengat.

"Kami sudah terima laporan dari Dinkes jumlahnya meningkat hingga empat kali lipat. Tapi kita belum KLB. Kita masih akan evaluasi, nanti pimpinan akan menyikapi hal itu," kata Marhaenis, belum lama ini. (ina/rev)

Baca Juga: Saat Pandemi Corona, Kasus DBD di Kabupaten Blitar Mencapai 137 Kasus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO