TUBAN, BANGSAONLINE.com - Belum banyak orang yang tahu bahwa di Kabupaten Tuban ada pengrajin layang-layang dengan kualitas berskala internasional. Produk layang-layang produk asli anak Bumi Wali ini mampu menembus pasar luar negeri atau ekspor.
Pengrajin mainan tersebut bernama Kartana warga Dusun Ketapang, Desa Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Berkat keahlian tangannya, layang-layang yang dihasilkan mampu menembus pasar mancanegara.
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
Usaha Kecil Menengah (UKM) pembuat layang-layang binaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban tersebut pernah mengirim layang-layang hingga ke Prancis, Malaysia, Cina, dan kebeberapa negara lainnya.
"Layang-layang buatan saya dikenal oleh orang luar negeri karena saya juga sering mengikuti dan berbagai event lomba layang-layang baik yang digelar di dalam maupun di luar negeri. Dan dalam keikutsertaan itu, saya sering menjadi juara," ungkapnya bangga.
Menurutnya, layang-layang yang diekspor berbentuk naga, tokoh pewayangan seperti Semar, Gatotkaca, Punokawan, dan berbagai bentuk lainnya dengan ukuran layang-layang minimal sepanjang 3 meter dengan teknik not painted. Sehingga, kolaborasi warnanya benar-benar dari kombinasi kain, sebab semua layang-layang dibuat dari bahan kain.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
"Kalau yang saya jual keluar ke mancanegara biasanya berdasarkan pesanan. Orangnya minta bentuk apa, kita layani," ujar pria yang berhasil memperoleh juara pertama pada Festival Layang-layang Sedunia di Johor, Malaysia pada Maret 2018 lalu.
Layang-layang yang dia buat terdiri dari berbagai jenis, yakni 2D (Dimensi), 3D, dan jenis train. Ia juga membuat layang-layang jenis delta untuk yang dijual di pasaran lokal.
"Untuk layang-layang yang jenis delta ini saya jual dipasaran lokal saja, yang paling jauh sampai Rembang, Jawa Tengah. Dan membuatnya setiap hari hingga mencapai 50 unit walaupun tidak ada pesanan," katanya.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Sebelumnya mulai 2015, layang-layang delta yang dihasilkannya hanya mencapai 20 unit dalam sehari. Namun, melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Semen Gresik (P2M-SG) di periode 2018, Semen Indonesia telah membantu mesin jahit dan alat sablon. Sehingga sekarang produksi rutinnya meningkat menjadi 50 unit layang-layang delta perharinya.
"Dalam proses produksinya dibantu oleh istri dan beberapa pemuda desa setempat," pungkasnya.
Senior Manager of Publik Relation & CSR Semen Indonesia, Setawan Prasetyo mengatakan, Semen Indonesia berkomitmen untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Salah satunya dengan P2M-SG, perusahaan mendorong suksesnya usaha-usaha yang disertai dengan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Sehingga, dengan begitu usaha di tengah-tengah masyarakat secara otomats akan meningkatkan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja lokal.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
"Semen Indonesia berkomitmen untuk maju, tumbuh dan berkembang bersama-sama masyarakat," pungkasnya. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News