BANGSAONLINE.com – Pemain sepakbola asal Kerajaan Bahrain, Hakeem al-Araibi (25) yang sangat kritis kepada rajanya, menjadi buronan di negaranya. Dia pun meminta suaka politik ke Australia pada tahun 2014. Namun, saat berada di Thailand untuk berbulan madu usai menikah, dia ditahan Bangkok.
Bahrain memasukkan nama Hakeem al-Araibi sebagai buronan negara kepada Interpol, dan Interpol melanjutkan info ini ke kepolisian Thailand. Dia pun berakhir di penjara, dengan hukuman 10 tahun dalam pengadilan ini absentia.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Hari ini, Senin (11/2/2019), Hakeem al-Araibi dibebaskan dari penjara, karena permintaan dari Bahrain, dan kekungkinan Hakeem al-Araibi akan diekstradisi.
Aktivis hak asasi mengatakan, Hakeem al-Araibi bisa menghadapi penyiksaan jika dikirim kembali ke Bahrain.
Kasus Hakeem al-Araibi menggelitik pesepakbola seluruh dunia, termasuk Didier Drogba dan Jamie Vardy menyerukan pembebasannya. Pemerintah Australia, badan pengatur sepak bola internasional FIFA dan Komite Olimpiade Internasional semuanya melobi Thailand.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Kantor Kejaksaan Agung Thailand (OAG) meminta pengadilan untuk mengakhiri proses terhadap al-Araibi, karena Bahrain mengatakan tidak lagi menginginkannya. Demikian kata pejabat kepada BBC Thailand, Senin. Al-Araibi akan meninggalkan Thailand pada Senin malam tadi, menuju Australia.
Kementerian luar negeri Bahrain mengatakan, "Kerajaan Bahrain menegaskan, mempunyai hak untuk mengejar semua pelanggar hukum, termasuk al-Araibi," tambahnya.
Menteri luar negeri Thailand berada di Bahrain selama akhir pekan untuk kunjungan resmi dan bertemu dengan para pemimpin senior.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Craig Foster, mantan kapten sepakbola nasional Australia dan pembawa acara TV yang mempelopori kampanye untuk membebaskan al-Araibi, mengatakan ada "air mata" di rumah tangganya "sekarang".
Dia mengatakan kepada BBC, "Dengan dibabaskannya Hakeem al-Araibi, hukum internasional telah ditegakkan," katanya, seraya menambahkan dia senang bahwa sepakbola telah "melangkah maju". Al-Araibi bermain untuk Pascoe Vale FC di Melbourne.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan di Canberra bahwa ia berterima kasih kepada Bangkok karena "mendengarkan masalah" yang telah diangkat Australia. "Sekarang langkah selanjutnya adalah mengembalikan dia ke rumah," katanya.
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
Bulan lalu, istrinya mengatakan kepada BBC bahwa ekstradisi akan menempatkan dia dalam bahaya. "Saya meminta setiap negara untuk membantu Hakeem karena saya tahu jika dia diambil kembali (oleh Pemerintah Bahrain), dia akan disiksa, dan dia akan dibunuh," katanya.
Namun Bahrain mengatakan al-Araibi telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan independen. Dikatakan keselamatannya akan "dijamin" jika ia kembali ke Bahrain untuk mengajukan banding terhadap hukuman 10 tahun itu.
"Ini adalah kemenangan besar bagi gerakan hak asasi manusia di Bahrain, Thailand dan Australia, dan bahkan seluruh dunia," kata Sayed Ahmed Alwadaei dari Institut Hak dan Demokrasi Bahrain, kelompok kampanye yang berbasis di London.
Baca Juga: Hindari Cara ini pada Wajan Antilengket Agar Tidak Cepat Rusak
"Cobaan Hakeem berakhir setelah 70 hari, ketika ada sikap publik yang jelas dan gerakan solidaritas. Komunitas sepakbola, gerakan hak asasi manusia dan semua orang yang mendedikasikan waktu dan upaya mereka untuk mengakhiri ketidakadilan ini dihargai."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News