HONG KONG (BangsaOnline)
Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa prodemokrasi di Hong Kong terjadi hari Minggu (05/10) siang ini.
Baca Juga: Ziarah ke Makam PMI Korban Covid-19 dari Jatim di Hong Kong, Gubernur Khofifah Bangunkan Batu Nisan
Polisi menggunakan tongkat dan semprotan merica terhadap demonstran di distrik komersial Mong Kok.
Para demonstran menuduh polisi bekerja sama dengan para preman, sebuah pernyataan yang ditepis oleh pihak otoritas.
Sebelumnya, para aktivis prodemokrasi, yang telah memblokir jalan-jalan di Hong Kong selama lebih dari satu pekan, berjanji tidak akan menghalangi para PNS untuk kembali bekerja.
Baca Juga: Pecah Rekor, Misi Dagang dan Investasi Jatim di Hong Kong Catatkan Transaksi Rp1,101 Triliun
Gerakan protes di Hong Kong yang memasuki pekan kedua ini menuntut pemilihan umum yang bebas dan adil pada tahun 2017.
Kepala eksekutif Hong Kong, CY Leung, meminta kepada para pengunjuk rasa prodemokrasi agar aksi demontrasi segera dihentikan. Melalui pidato yang disiarkan televisi, CY Leung mengatakan bahwa jalan-jalan yang dipakai sebagai arena aksi harus bersih pada hari Senin (06/10).
Wartawan BBC John Sudworth di Hong Kong mengatakan meskipun CY Leung tidak secara eksplisit memberikan ancaman, tetapi pesan CY Leung terdengar seperti sebuah 'ultimatum'.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Tawarkan Pelatihan Ekonomi Digital ke PMI dari Jatim di Hong Kong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News