Demi Karir, Apple dan Facebook Bekukan Sel Telur Karyawan Perempuan

Demi Karir, Apple dan Facebook Bekukan Sel Telur Karyawan Perempuan proses pembekuan sel telur. foto: repro dw.de

NEW YORK (bangsaonline)

dan melontarkan program menarik yang kontroversial untuk menanggulangi kekurangan pakar IT perempuan dengan menawarkan pembekuan sel telur untuk karyawan yang ingin berkarir dan siap menunda kehamilan.

Baca Juga: Postingan Endorsement Kamu Bintang? Siap-Siap Pajak Datang!

Minimnya pakar IT perempuan sudah bukan rahasia lagi. Sektor kerja itu sejauh ini tetap menjadi dominasi kaum pria. Untuk mencegah agar karyawan perempuan berpotensi yang sudah ada tidak melakukan jeda hamil dan melahirkan di saat awal karir, dan menawarkan program pembekuan sel telur.

Tujuannya, karir jalan terus dengan menunda kehamilan, dalam arti di kemudian hari, karyawan perempuan masih tetap bisa punya anak. Sel telurnya yang sudah dibekukan bisa dibuahi. Mulai Januari 2015, akan menyiapkan dukungan dana sebesar 20,000 US Dollar untuk karyawati tetap atau kontrak, yang bersedia mengikuti prosedur penundaan kehamilan.

Usia Paling Produktif

Baca Juga: Pria di Gresik Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri Sambil Disiarkan di Facebook

Menurut Shelley Correll, direktur Institut Clayman untuk masalah gender di Universitas Stanford, problem yang dihadapi pekerja perempuan, terkait usia paling produktif saat berkarir dan dalam waktu bersamaan juga memasuki siklus reproduksi paling optimal, bisa dipecahkan dengan cara menggeser waktu reproduksi ke kemudian hari.

"Kami ingin terus memberdayakan perempuan untuk mengerjakan yang terbaik dalam kehidupannya dan sekaligus memiliki keluarga serta membesarkan anak," ujar sebuah pernyataan dari .

Sementara NBC News melaporkan telah mulai melakukan program "pembekuan telur" untuk tujuan non medis. Seorang jurubicara menyebutkan, perusahaan merespon tuntutan dari karyawan serta alasan lainnya.

Baca Juga: Tragedi Sosial, Tak Bisa Belikan iPhone, Seorang Ayah Berlutut Minta Maaf pada Putrinya

Saat ini kuota karyawan perempuan di mencapai sekitar 30 persen. Perhitungan matematis dari perusahaan yang dikomandani Mark Zuckerberg ini adalah, program menunda kehamilan akan atraktif, jika perusahaan mengambil alih ongkosnya.

Tidak Ada Jaminan Bisa Hamil

Tren yang makin marak di kalangan perempuan di Amerika Serikat saat ini adalah, menunda kehamilan hingga usia 35 tahun. Sebab di atas usia 35 tahun, risiko saat kehamilan akan bertambah dan terus meningkat seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: [HOAKS] Presiden Jokowi sedang Menatap Hidangan Babi yang Ada di Depannya

Sementara program pembekuan sel telur belum populer karena ongkosnya sangat mahal. "Perempuan yang membekukan sel telurnya tahun ini jumlahnya sekitar 400 orang," ujar Dr.Nicole Noyes dari pusat kebidanan Universitas New York kepada kantor berita.

Walaupun teknik pembekuan sel telur kini makin canggih, namun para ahli memperingatkan risiko yang harus dihadapi. "Penting bagi kaum perempuan yang membekukan sel telurnya untuk mengetahui, bahwa teknologi itu tidak menjamin bisa terjadinya kehamilan," ujar pernyataan para pakar. Diingatkan, metode ini, tetap tidak bisa memberikan jaminan keberhasilan seratus persen .

Komentar Naomi Conrad, Koresponden DW

Baca Juga: 15 Kata-kata Ucapan Terbaru Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 Cocok untuk Caption Medos dan WA

Sepintas gagasan ini kelihatannya logis dan bahkan elegan. Sebab, jika karyawan perempuan hamil, artinya karyawan berkualifikasi itu akan jeda untuk jangka panjang. Jika anak lahir, terjadi persaingan dengan jam-jam lembur, perjalanan dinas ke luar kota serta pesta gala, dimana gagasan dan kartu nama dipertukarkan.

Karir terputus atau bahkan berhenti total. Minimal melambat. Perusahaan tidak bisa memanfaatkan sepenuhnya potensi karyawan bersangkutan.

Karena itu, perusahaan terkemuka di AS menghendaki, karyawan perempuan berkualifikasi tinggi tidak menghentikan karir, melainkan "membekukan" rencana punya anak. sudah menyiapkan program itu, merencanakan tahun depan menerapkannya.

Baca Juga: Merasa Tertipu saat Transaksi lewat Facebook, Warga Gampeng Kediri Lapor Polisi

Karyawan akan dibayar, jika mereka bersedia membekukan sel telurnya, untuk tetap bisa hamil di kemudian hari. Kedua perusahaan terkemuka itu menyiapkan anggaran hingga 20.000 US Dolar per orang, untuk pengambilan, pembekuan dan pemeliharaan sel telur itu.

Mottonya: kehamilan bisa dilakukan di kemudian hari, ketika karyawan perempuan bersangkutan sudah menduduki posisi atraktif dan aman pada jenjang karir mereka. Diketahui, tingkat kesuburan perempuan akan terus menurun setelah memasuki usia pertengahan 30-an. Jadi, jika pada usia muda sel telurnya sudah diambil dan dibekukan, di kemudian hari, ketika umur reproduksi aktif telah lewat, mereka juga tetap masih bisa punya anak.

Apakah ini hanya sekedar ilusi atau betul-betul rencana bagus? Pasalnya, di masa depanpun perjalanan dinas, kerja lembur atau acara makan malam bersama pelanggan untuk menjalin kontak, masih akan tetap ada.

Baca Juga: Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Dicatut Orang Tak Dikenal untuk Modus Penipuan

Apakah dengan membekukan sel telur, hanya berarti sekedar membekukan masalah. Adakah kemungkinan mencari solusi mendasar ketimbang sekedar menundanya ke masa depan? Dalam artian, bagaimana karyawan perempuan secara bersamaan bisa punya anak dan tetap menapaki karir, tanpa harus melepaskan salah satunya?

dan yang memiliki kindergarten perusahaan, serta membayar cuti melahirkan selama 4 bulan, tergolong anomali dalam hubungan kerja di Amerika Serikat. Sebab, di negara itu tidak ada aturan bagi klaim tunjangan cuti hamil dan setelah melahirkan. Bahkan kini ada tawaran bantuan keuangan untuk membekukan sel telur.

Diharapkan dengan begitu, cabang IT yang didominasi kaum pria, kini akan lebih menarik bagi kaum wanita, sebab di sini dipromosikan anak dan karir bisa diselaraskan. Tapi tawaran semacam itu sebetulnya tidak ada. Sebab, keselarasan antara memiliki anak dan karir, bukan berarti menunda atau membekukan rencana punya anak.

Baca Juga: Jual Miras, Dua Nelayan Asal Lamongan Diamankan Polisi Saat Kirim Pesanan COD di Kota Mojokerto

Yang dibutuhkan adalah kontrak kerja yang kokoh tapi flexibel yang memberikan jaminan bagi rencana masa depan karyawan. Yang mengatur kerja lembur serta acara makan malam bukan sebagai keharusan. Juga tawaran tempat penitipan anak yang luas, termasuk untuk bayi. Pada pokoknya, diperlukan landasan aturan, yang menjamin perempuan dan juga laki-laki, dapat menyelaraskan antara karir dan punya anak.

Dan bukan program perusahaan yang menyetir rencana punya anak dari karyawannya, dengan cara menggeser atau menundanya. Apa artinya di kemudian hari? Jika perempuan menua, artinya dalam sejumlah kasus, tidak lagi tangguh dan atraktif bagi perusahaan IT, dan dengan begitu mereka kini boleh punya anak? Tinggal di rumah mengurus anak dengan tenang, bahkan untuk selamanya. Atau ada tafsiran lain?

Sumber: dw.de

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO