SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur tengah mengembangkan metode tanam padi dengan masa panen lima kali dalam setahun. Ini merupakan langkah terobosan besar. Sebab, umumnya masa panen hanya dua kali dalam setahun. Maksimal tiga kali dalam setahun.
PT Jatim Graha Utama (JGU) Jawa Timur sebagai badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang agrobisnis, ditunjuk untuk menanam padi ratoon dengan menggunakan teknologi revolusi kelima (R5).
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Di tahun pertamanya, PT JGU Jawa Timur telah berhasil memanen padi ratoon yang kelima kalinya. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap uji coba ini berlanjut hingga tahun kedua.
"Pada tahun yang kedua nanti para bupati, gapoktan, dan petani juga diajak untuk melihat bagaimana format padi ratoon, ditanam bisa sampai lima kali panen," ujar Khofifah usai memanen padi ratoon di Desa Jemundo, area Pasar Induk Modern Puspa Agro, Senin (17/6).
Metode tanam yang dikembangkan pemprov tersebut dapat memberikan solusi di tengah semakin menyempitnya lahan pertanian di Jawa Timur akibat makin intensifnya pembangunan, baik perumahan mau pun industri yang membutuhkan lahan luas.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Menurut Khofifah, ekstensifikasi atau peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan sudah tidak lagi mampu dilakukan. Cara yang sangat memungkinkan yakni melakukan intensifikasi, atau memaksimalkan produktivitas.
Sistem padi ratoon menggunakan metode R-5 itu memang bisa melipatgandakan produksi pertanian. Jika biasanya panen padi hanya mampu dilakukan dua sampai tiga kali setahun, namun dengan R-5, sekali tanam dapat dipanen lima kali.
"Kualitas dan volumenya juga sama dengan panen yang pertama. Rata-rata untuk satu hektar bisa menghasilkan enam sampai tujuh ton," ungkap santri Gus Dur ini.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Mantan Menteri Sosial ini berharap, dalam beberapa tahun ke depan metode tanam padi ratoon R-5 dapat diterapkan banyak petani. Dengan begitu dapat menjadi nilai tambah bagi petani, dan mengurangi angka kemiskinan di desa.
"Saya berharap para Kepala Bakorwil juga mengembangkan metode ini di wilayahnya. Ķarena itu saya undang para Kepala Bakorwil dalam panen ini. Apalagi Pemprov punya banyak lahan pertanian," imbuh Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Sebagaimana diketahui, padi ratoon adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. Tunas akan muncul pada buku paling atas, suplai hara didapatkan tetap dari batang lama.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Secara nasional, Jawa Timur masih diandalkan sebagai penyangga pangan nasional. Sedangkan untuk ekstensifikasi pangan di Jawa Timur dikatakan Khofifah hampir tidak bisa dilakukan. Karena itu yang bisa dilakukan Pemprov Jawa Timur adalah intensifikasi pertanian. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News