TUBAN, BANGSAONLINE.com – Rencana produksi Compressed Natural Gas (CNG) dan pemasangan jaringan pipa sepanjang delapan kilometer oleh PT Bahtera Abadi Gas (BAG) di Dusun Tapen, Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori mendapatkan respons dari pemerintah setempat, Selasa (18/6).
Camat Senori Sudarto mengatakan pihaknya sangat mendukung adanya rencana produksi CNG dari sumber gas lapangan Tapen karena akan memberi manfaat kepada warga sekitar yang terdampak proyek tersebut. Namun, ia juga berharap agar proyek itu disosialisasikan secara maksimal, sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, utamanya masyarakat.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
“Kita memberikan kesempatan kepada siapa pun investor untuk mengelola sumber daya alam. Namun, minimal adanya pertemuan dari dua pihak supaya dapat beriringan dan komunikasi dua arah dapat berjalan saat produksi berjalan," katanya.
"Di satu sisi membuka selebar-lebarnya, memberi dukungan pengelolaan dan produksi gas alam. Namun, pemerintah juga memiliki kepentingan kesejahteraan warga agar di kemudian hari tidak terjadi persoalan klasik," tuturnya.
“Bagaimanapun juga, kita berharap terciptanya hubungan baik, harmonis dapat beriringan baik dari warga dan perusahaan. Sehingga, dengan jalinan komunikasi dua arah, baik dari pihak perusahan sendiri dalam mengerjakan pipanisasi dan memproduksi sumber gas aman, lancar, dan baik," paparnya.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Sementara itu, salah satu warga Dusun Tapen Desa Sidoharjo, Susilo Edi menyebutkan, bahwa proyek penanaman jaringan pipa dari sumber gas lapangan Tapen itu melintasi area persawahan dan Jalan Usaha Tani (JUT) milik warga. Hal ini disoal oleh mereka, karena JUT tersebut menjadi akses para petani setempat.
"Warga meminta perusahaan untuk menghentikan pengerjaan galian proyek pipanisasi dan meminta tolong kepada perusahan agar mobil pengangkut mesin alat las untuk tidak melewati jalan JUT. Mengingat, tonase kendaraan yang dapat merusak JUT dan lahan petani," tegasnya. (ahm/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News